NERACA
Sukabumi - Berbagai program unggulan Wali Kota Sukabumi masuk kedalam penilaian dan evaluasi quick wins smart city oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Evaluasi tersebut dilakukan secara virtual yang melibatkan dua orang akademisi dari Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada.
"Iya, sepekan kebelakang (4/10/2022) lalu quick wins smart city Kota Sukabumi di evaluasi oleh Kemenkominfo. Dan program unggulan Pak Wali Kota salah satunya masuk dalam penilaian quick wins," ucap Kepala Bidang Aplikasi Informatika (Aptika) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Sukabumi, Yuli Noviawan, kepada Neraca, Rabu (12/10).
Yuli mengungkapkan, evaluasi juga dilakukan kepada organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta pengguna layanan program quick wins. Diantaranya, untuk dimensi smart governance yaitu, aplikasi Sukabumi Participated Responder (Super) yang digunakan untuk mengelola aduan masyarakat yang dikelola oleh Diskominfo, kemudian smart branding dengan konsep kabizza fes yang ada di Disporabudpar, untuk smart environment ada di SMA Negeri 2 dengan sekolah adiwiyata, dan Dinas Lingkungan Hidup, smart living adanya home care dan ambulan sigap yang ada di Dinkes, smart society yakni job fair virtual yang di lakukan oleh Disnaker, dan smart economy tentang penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam hal ini dilakukan oleh Diskumindag.
"Semuanya itu merupakan program unggulan Pak Wali yang masuk dalam quick wins smart city," katanya.
Sebenarnya, kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) ini dilakukan secara berkala setaip athunya oleh Kemenkominfo, sejak Kota Sukabumi masuk dalam kegiatan smart city."Dalam monev tersebut untuk melihat progres capaianya dalam setiap dimensi. Khusunya program quick wins," ujarnya.
Selain itu juga, tambah Yuli, sejauh mana program quick wins itu berdampak terhadap masyarakat masyarakat pada setiap dimensi. Bahkan, Kedepanya Kota Sukabumi, selain menggunakan ukuran 6 dimensi, juga dipersiapkan atau direkomendasikan oleh Kemenkominfo penggunaan standar SNI/ISO 37122 (standar smart city).
"Tentu saja jika standar ini sudah digunakan pengukuran smart city di Kota Sukabumi akan bertambah, bukan hanya enam pilar atau dimensi saja," aku Yuli.
Ketika disinggung mengenai dampak smart economy terhadap perekonomian, Yuli mengungkapkan, jika kegiatan kemajuan UMKM yang selalu digelar oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag). Seperti e-commers, bantuan sertifikasi halal, kesehatan, dan lain-lain untuk produk UMKM cukup memberikan nilai yang bagus. Artinya, dengan konsep smart ekonomy dalam satuan smart city itu sangat membantu.
Apalagi lanjut Yuli, smart economy ini akan melibatkan masyarakat dan komunitas, sebab di Kota Sukabumi pelaku ekonomi menunjukan tren yang maju. Karena smart economy merupakan, pembangunan tata kelola perekonomian yang mampu menghadapi tantangan, dan adaptif terhadap perubahan, sehingga terwujudnya ekosistem yang mendukung aktifitas ekonomi masyakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah. Arya
NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…
NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…
NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…
NERACA Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan sistem keuangan syariah yang berkelanjutan melalui program…
NERACA Jakarta – Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diminta untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi pesimistis seperti "Indonesia Gelap"…
NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…