Bank Bumi Arta Gelar Rights Issue - Tiga Pemegang Saham Nyatakan Siap Eksekusi

NERACA

Jakarta – Perkuat modal guna menunjang ekspansi bisnisnya, PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) akan melanjutkan proses Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue dengan melepas sebanyak 1,386 miliar saham baru bernominal Rp100 per saham, setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektusnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, hingga saat ini ada tiga pemegang saham utama menyatakan menyerap HMETD sesuai dengan porsinya. Rincinya, PT Surya Husada Invesment (SHI) selaku pemegang 25,45% saham BNBA menyatakan akan melaksanakan HMETD yang akan diperolehnya sesuai porsinya.

Lalu, PT Dana Graha Agung (DGA) selaku pemegang saham 15,27% menyatakan akan melaksanakan HMETD yang dimiliki sesuai dengan porsi kepemilikannya. Senada, PT Budiman Kencana Lestari (BKL) selaku pemegang 10,18% saham. Perseroan menyatakan akan melaksanakan HMETD yang dimiliki sesuai dengan porsi kepemilikannya. Dengan demikian, BNBA telah mendapat kepastian penyerapan dengan porsi 50,9% dari total nilai right issue ini.

Sedangkan rasio HMETD hingga harga pelaksanaanya belum tertulis dalam prospketus ini. Tapi, BNBA berharap, pelaksanaan dan perdagangan HMETD berlangsung pada tanggal 21 hingga 25 November 2022. Untuk diketahui, right issue ini untuk memenuhi modal inti minimum untuk tahun 2022 yang diatur dalam POJK 12/2020, sehingga modal inti akan lebih dari Rp3 triliun.

Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit tahun 2022 sebesar 13% atau bertambah setara Rp 516 miliar dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, perseroan berencana kembali melakukan penawaran umum terbatas (PUT) atau right issue pada semester II 2022 untuk memenuhi syarat modal minimum Rp 3 triliun.

Direktur Bisnis dan Keuangan Edwin Suryahusada menyampaikan, total aset perseroan pada akhir 2021 mencapai Rp 8,66 triliun atau tumbuh 13,47%, dibandingkan akhir 2020 sebesar Rp 7,63 triliun. Namun demikian, kredit yang disalurkan susut 13,22% menjadi Rp 3,97 triliun, lebih rendah dari pencapain pada 2020 mencapai 4,57 triliun."Jadi rencana pada tahun ini (kredit) kita akan tumbuh sekitar Rp 516 miliar. Kita memang akan fokus salah satunya dalam waktu dekat adalah menjalankan supply chain financing, sambil mengembangkan penyaluran kredit melalui digital channel," ucap Edwin

Edwin mengungkapkan, strategi host-to-host supply chain financing telah diimplementasikan sejak kuartal I 2022. Dalam hal ini, Bank Bumi Arta menjadi satu-satunya yang menggarap layanan tersebut dalam kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) II.

Dalam strategi transformasi digital, kata Edwin, Bank Bumi Arta secara bertahap terus mengembangkan infrastruktur teknologi informasi (TI). Bahkan perseroan berencana untuk mengubah model bisnisnya menjadi lebih berorientasi digital.

BERITA TERKAIT

Maucash Tawarkan Inovasi Maumodal Untuk Pendanaan Bisnis

Maucash, salah satu entitas terkemuka di bawah naungan Astra Financial, tampil sebagai salah satu penggerak utama dalam Markplus Conference 2024.…

Modernland Bukukan Pendapatan Rp782,76 Miliar

Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk (MDLN) berhasil membukukan pendapatan di kuartal tiga 2023 sebesar Rp782,76 miliar yaitu mengalami peningkatan…

Harga Saham Mengalami Apresiasi - BEI Catat 44% Emiten Miliki Risiko ESG Rendah

NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan per November 2023, 44% emiten dengan risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (environtment, social, and…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Maucash Tawarkan Inovasi Maumodal Untuk Pendanaan Bisnis

Maucash, salah satu entitas terkemuka di bawah naungan Astra Financial, tampil sebagai salah satu penggerak utama dalam Markplus Conference 2024.…

Modernland Bukukan Pendapatan Rp782,76 Miliar

Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk (MDLN) berhasil membukukan pendapatan di kuartal tiga 2023 sebesar Rp782,76 miliar yaitu mengalami peningkatan…

Harga Saham Mengalami Apresiasi - BEI Catat 44% Emiten Miliki Risiko ESG Rendah

NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan per November 2023, 44% emiten dengan risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (environtment, social, and…