Pemanfaatan Sumber Daya untuk Kemakmuran Rakyat

NERACA

Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengungkapkan, "bahwa dalam memanfaatkan sumber daya energi dan mineral dilakukan secara optimal demi tercapainya kemandirian dan ketahanan energi. "Serta digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, bangsa, dan negara."

“Pemanfaatan sumber daya energi dan mineral secara maksimal demi tercapainya kemandirian dan ketahanan energi, serta pembangunan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bangsa, dan negara,” tambah Arifin.

Lebih lanjut, Arifin menegaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian ESDM tetap menjaga program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat demi tercapainya kemakmuran rakyat. Adapun program-program Kementerian ESDM yaitu BBM Satu Harga, Jaringan Gas Rumah Tangga, Alat Penyalur Daya listrik (APDAL), dan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS).

"Kemudian kita juga terus meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara melalui proses hilirisasi dan pembangunan smelter," jelas Arifin.

Selain itu, Arifin mengatakan bahwa kebijakan sektor ESDM mengarah ke transisi energi yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta mendorong pengembangan industri.

"Kebijakan diprioritaskan pada ketersediaan energi dengan memaksimalkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), dengan harga terjangkau dan kegiatan ekstraktif yang ramah lingkungan," ungkap Arifin.

Lebih lanjut, terkait dengan EBT, Kementerian ESDM juga akan terus berkomitmen untuk mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2023 yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satunya besaran alokasi pembangunan fisik di sektor EBTKE sebesar Rp868.714.647.000. Anggaran tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menjalankan proses transisi energi dengan memperkuat infrastruktur sektor ESDM berbasis EBT.

 , dari anggaran tersebut terdapat penyesuaian anggaran dari PLTS Atap sebesar Rp94,44 Miliar untuk dialihkan ke PLTS Terpadu/PLTMH di daerah 3T dan sebanyak Rp500,94 miliar dialokasikan untuk Kegiatan Penerangan Jalan Umum - Tenaga Surya (PJU-TS).

"Alokasi anggaran untuk PLTS Terpadu/PLTMH di wilayah 3T Tetap sebanyak 12/3 unit dengan anggaran sebesar Rp94,44 miliar dan alokasi PJU-TS sebanyak 31.075 unit dengan anggaran sebesar Rp500,45 miliar," kata Arifin.

Sementara itu, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pun menyampaikan Pemasangan PJU-TS diharapkan mampu menjadi solusi efisiensi tenaga listrik untuk penerangan di masyarakat. Fasilitas ini juga bakal menghemat pengeluaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak penerangan jalan. "Manfaatnya sama dengan PLTS Rooftop, yakni mengurangi pembayaran tagihan listrik," ujar Dadan.

Pemilihan penerangan menggunakan PJU-TS sebagai alat bantu penerangan memiliki kelebihan yakni sifatnya yang stand-alone. Fasilitas ini menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya, sehingga sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik, terutama di daerah terpencil.

PJU-TS yang diberikan pada program ini memiliki jaminan pemeliharaan selama satu tahun ditambah garansi sistem selama dua tahun sejak jaminan pemeliharaan berakhir, sehingga total tiga tahun jaminan perbaikan ditanggung oleh penyedia.

“Apabila terdapat kerusakan dapat melaporkan ke pusat layanan perbaikan (service centre), nomor kontak tertera pada QR Code pada tiang lampu PJU-TS dan juga dapat melalui layanan pengaduan,” Dadan. 

Sebelumnya Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan mitra kerja samanya Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) juga akan memulai serangkaian proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna mendukung pengurangan emisi karbon dan mendukung target pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan target bauran energi dari EBT.

PLTS ini secara keseluruhan akan menempati lahan seluas 28,16 hektar yang berada di tiga lokasi yaitu Rumbai, Duri dan Dumai Camp dan diharapkan mampu menghasilkan 25 Mega Watt untuk mendukung kegiatan operasi di WK Rokan.

Proyek PLTS ini merupakan role model dan salah satu yang terbesar di Indonesia. PLTS yang diharapkan akan menghasilkan 25 MW ini merupakan bagian dari rencana Pertamina untuk mencapai 200 MW. Melalui pembangunan PLTS ini, WK Rokan memperoleh efisiensi sebesar USD 5 juta.

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…