Bongkar Muat Makin Cepat dan Efisien - Pelindo Mendulang Pertumbuhan Kinerja Akibat Merger

Pulihnya ekonomi pasca pandemi Covid-19 berdampak pada bergeliatnya arus bongkar muat di pelabuhan. Tengok saja, arus peti kemas di lingkungan subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) pada semester I/2022 mencapai 5,3 juta TEUs atau hanya tumbuh 1% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021.

Arus peti kemas tersebut terdiri dari 1,67 juta TEUs peti kemas luar negeri dan 3,68 juta TUEs peti kemas dalam negeri dari 27 terminal peti kemas yang dikelola oleh SPTP. Begitu juga dengan kondisi pelabuhan peti kemas Tenau Kupang yang ramai pasca pandemi. Dalam sehari ada 400 box kontainer yang keluar atau masuk pelabuhan Peti Kemas Tenau Kupang.

Kembali bergeliatnya arus bongkar muat di pelabuhan, selain dampak dari pulihnya perekonomian juga dampak dari merger yang dilakukan pemerintah terhadap PT Pelindo (Persero). Pasalnya, semenjak merger PT Pelindo pada 1 Oktober 2021 lalu dan penyatuan manajemen Pelindo I, II, III dan IV membuat integrasi sistem dan kinerja perusahaan lebih jelas dan tertata rapi. Hal ini diakui General Manager PT Pelindo (Persero) Tenau Kupang, Agus Setiawan Nazar, jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tenau Kupang  pasca merger Pelindo pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Pengakuan pelayanan pelabuhan yang lebih baik juga datang dari perusahaan pelayaran Meratus Line. Kepala Cabang Meratus Line Ambon, Samuel Jonathan mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan kecepatan bongkar muat. “Dengan waktu sandar kisaran 30-35 jam, produktivitas bongkar muatnya sekarang bisa sampai 800 boks sekali sandar. Sebelumnya hanya 400-500 boks,” kata Samuel.

Meratus memiliki dua kapal yang melayani Ambon setiap dua minggu dan rata-rata membawa barang konsumsi. Ya, peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon dirasakan akibat dampak merger. Peningkatan jumlah bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks. Dampaknya, jumlah waktu sandar dapat terpangkas tajam dari tiga hari menjadi satu hari.

Bagi Pelindo, makin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien, dan trafik kapal jadi meningkat. Paling tidak, hal itu sudah tergambar dalam kinerja Triwulan I 2022. Arus kapal, misalnya, mencapai 283 juta GT, satu persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Transformasi Pelindo


Transformasi Pelindo pasca merger memberikan angin segar bagi pelaku usaha, khususnya layanan jasa pelabuhan karena layanan bongkar muat makin cepat, efisien dan produktif. Sudah menjadi rahasia umum wajah layanan Pelindo memiliki citra negatif dengan sengkarut masalah mulai dari biaya logistik yang mahal hingga biaya siluman. Hal inipun diakui Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa biaya logistik Indonesia masih terlampau tinggi dibanding dengan negara lain. Akibatnya, biaya yang timbul menjadi beban lebih bagi dunia usaha.”Biaya logistik kita dibanding negara tetangga masih jauh tertinggal. Biaya logsitik mereka hanya 12%, tetapi kita masih 23% lebih. Artinya ada yang tidak efisien. Maka itu dibangunlah infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, bandara dan lain-lain, karena kita ingin barang-barang kita bisa bersaing dengan negara lain," ungkap Presiden.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Bank, biaya logistik di Indonesia tercatat sebesar 23% dari Produk Domestik Buro (PDB). Biaya tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Ongkos logistik di Malaysia, misalnya, sudah di angka 13%, lebih baik dari Cina (15%). Pencapaian terbaik diraih Singapura yang hanya 8%, setara dengan Amerika Serikat.

Presiden pun menyakini merger BUMN kepelabuhanan akan menjadikan Pelindo menjadi sebuah kekuatan besar dan memiliki daya saing tinggi. Disampaikan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Arif Suhartono bahwa merger Pelindo akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.

Pelabuhan sendiri memiliki peran untuk mengefisienkan biaya logistik melalui peningkatan produktivitas bongkar muat dan penurunan “Port Stay” atau Waktu Sandar Kapal di Pelabuhan. “Kita harus melakukannya bersama-sama karena biaya logistik menyangkut aspek lain seperti transportasi darat dan administrasi,” lanjut Arif.

Karena itu, Pelindo paska merger mencanangkan standarisasi seluruh pelabuhan yang ada di bawah kendalinya secara bertahap. Empat langkah dilakukan PT Pelindo untuk mencapai standarisasi operasional dan komersial, yakni pengembangan kapabilitas organisasi dan manusia, pola bisnis operasi berbasis perencanaan dan control, optimalisasi infrastruktur dan peralatan - termasuk penataan lay out pelabuhan, dan membangun budaya keselamatan melalui peningkatan kesadaran akan keselamatan dan standarisasi protokol keselamatan

Hasilnya, selama hampir delapan bulan paska merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.

Di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam. Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari. Peningkatan kinerja yang sama terjadi di TPK Makassar. Kecepatan bongkar muat dari dari 20 BSH menjadi 42 BSH dan waktu sandar juga bisa berkurang dari 2 hari menjadi 1 hari.

Kemudian pada Triwulan I 2022, arus peti kemas Pelindo mencapai 4,2 juta TEU’s. Arus barang juga naik lebih tinggi, delapan persen di atas tahun lalu, yakni mencapai 37 juta ton. Hal itu, juga terlihat dari kenaikan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) pada Triwulan I 2022 yang naik tujuh persen di atas pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…