Lagos – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos kembali melakukan upaya pengembangan ekspor diwilayah Afrika Barat. Kali ini, ITPC Lagos bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Abuja menyelenggarakan seminar web dengan tema ‘Why and How to Register Your Product’s Trademark in Nigeria’ yang membahas pentingnya perlindungan merek produk ekspor Indonesia yang akan masuk ke pasar Nigeria.
NERACA
Duta Besar RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap mengungkapkan, “Nigeria adalah pasar yang paling strategis di Afrika Barat dan pintu gerbang untuk masuk ke negara-negara Afrika Barat lainnya. Hal ini karena Nigeria memiliki ekonomi dan populasi penduduk yang besar.”
Melalui seminar web ini, lanjut Usra, pelaku usaha Indonesia diharapkan dapat mendapatkan sebanyak-banyaknya informasi terkini mengenai pasar Nigeria dan Afrika Barat dalam upaya mengembangkan bisnisnya.
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Marolop Nainggolan menambahkan, Kemendag menyambut baik seminar web ini yang berguna bagi pelaku usaha Indonesia yang ingin melindungi mereknya di pasar Nigeria.
“Seminar web ini juga sebagai bentuk nyata dari rencana kerja sama yang bermanfaat, tidak hanya bagi pengusaha Indonesia, namun juga bagi mitra bisnis di Nigeria,”ungkap Marolop.
Sedangkan, hadir sebagai narasumber dari pemerintah Nigeria, Registrar Trademark Ministry of Industry, Trade and Investment of Federal Republic Nigeria Shafiu Adamu Yauri yang menyampaikan, pentingnya untuk mendaftarkan merek dagang di Nigeria.
“Dengan mendaftarkannya, maka akan melindungi para pelaku usaha dari hal-hal yang tidak diinginkan dalam transaksi perdagangan,” tegas Shafiu.
Menurut Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos Hendro Jonathan, penting bagi para eksportir Indonesia untuk mengetahui peraturan dan regulasi di Nigeria yang berhubungan dengan proses pengembangan bisnis ke Nigeria.Termasuk, tentang perlindungan merek.”Dengan adanya seminar webini diharapkan para eksportir Indonesia yang akan masuk ke pasar Nigeria mendapatkan informasi utuh dari pihak resmi terkait perlindungan merekdi Nigeria.Sehingga,dapat membuat proses bisnis para pelaku usaha menjadilebih lancar,”pungkas Hendro.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kerja sama Indonesia dan Nigeria, KBRI Abuja terima kunjungan delegasi Commissioner Solid Mineral Resources dan para pebisnis bidang pertambangan dari Kwara State. Kunjungan mereka ditujukan untuk menggali peluang Kerjasama di bidang pertambangan baik dalam bentuk investasi, transfer of technology maupun penelitian potensi tambang.
Kedatangan delegasi Kwara juga merupakan langkah awal keinginan mereka untuk berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat untuk bertemu dengan calon-calon mitra yang akan diajak kerjasama.
Seperti diketahui, Kwara adalah salah satu Negara Bagian yang terletak di bagian Utara Nigeria yang kaya dengan sumber daya alam dan pertanian seperti kapas, kakao, kopi, Kacang Kola, tembakau, biji-bijian dan produk sawit. Sumber daya mineral di negara bagian adalah Minyak Bumi, Emas, batu kapur, marmer, feldspar, tanah liat, kaolin, kuarsa, dan batuan granit.
Total perdagangan Indonesia-Nigeria pada periode Januari—Juni 2022 tercatat sebesar USD 2,26 miliar atau meningkat 92,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Nigeria sebesar USD 223,32 juta. Sedangkan, impor Indonesia dari Nigeria sebesar USD 2,04 miliar.Komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Nigeria antara lain produk turunan kelapa sawit, obat-obatan, dan kertas.
Lebih lanjut, berdasarkan data Trademap, total nilai impor produk makanandengan kode HS 21 (miscellaneous edible preparations) Nigeria dari dunia pada 2021 mencapai USD 327 juta dan produk minuman dengan kode HS 22 (beverages, spirits and vinegar) Nigeria dari dunia pada 2021 mencapai US261 juta dengan negara penyuplai utama adalah Tiongkok, Amerika Serikat, India, Jerman, dan Italia,diikuti Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD 51 juta. Di kawasan ASEAN, Indonesia berada di peringkat pertama penyuplai produk makanan dan minuman (mamin) terbesar ke Nigeria setelah Malaysia dan Thailand.
Terkait dengan mamin, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika pun mengakui industri mamin konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kinerja industri mamin tetap gemilang karena sebagai sektor kritikal yang tetap dijaga produktivitasnya.
“industri mamin juga merupakan salah satu sektor yang memiliki permintaan tinggi ketika pandemi karena masyarakat tetap perlu mengonsumsi asupan bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuhnya dalam upaya menjaga kesehatan,” kata Putu.
NERACA Surabaya - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mendorong seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di sektor perkebunan khususnya tebu untuk bergerak…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan bahwa pemberantasan terhadap kegiatan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan dan tidak…
NERACA Osaka – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Fajarini…
NERACA Surabaya - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mendorong seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di sektor perkebunan khususnya tebu untuk bergerak…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan bahwa pemberantasan terhadap kegiatan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan dan tidak…
NERACA Osaka – Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Fajarini…