Teknologi Seluler Dorong Pembangunan Ekonomi

NERACA

Jakarta—Bank Dunia mengungkapkan hasil kajiannya terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama telepon seluler (ponsel) yang pesat dapat mempengaruhi kesempatan untuk mengembangkan pembangunan ekonomi. "Komunikasi dengan menggunakan ponsel menawarkan kesempatan untuk meningkatkan pembangunan manusia dan ekonomi,” kata  Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Rachel Kyte, di Jakarta, Rabu.

Menurut Kyte, pesatnya perkembangan telepon seluler ini juga berdampak pada perbankan hingga penyediaan kesempatan kerja. “Dari menyediakan akses dasar kepada informasi untuk membuat pembayaran tunai, memperluas penciptaan lapangan kerja, dan menstimulasi keterlibatan warga negara dalam proses demokratis," tambahnya

Lebih jauh kata Kyte, tantangan dari perkembangan ponsel yang pesat di dunia adalah dengan memberdayakan warga, kalangan pebisnis dan pemerintahan di negara-negara berkembang untuk membuat aplikasi ponsel lokal yang relevan yang dapat memaksimalkan pengambilan manfaat dari kesempatan tersebut.

Berdasarkan laporan studi bertajuk "Information and Communications for Development 2012: Maximizing Mobile", kini diperkirakan sekitar 75 persen penduduk dunia memiliki akses kepada ponsel.

Laporan tersebut juga menyebutkan, jumlah pelanggan jasa ponsel di seluruh dunia, baik prabayar maupun pascabayar, telah meningkat dari hanya satu miliar nomor pada tahun 2.000 menjadi lebih dari enam miliar nomor pada saat ini.

Dari jumlah enam miliar tersebut, sekitar lima miliar nomor diantaranya terdapat di negara-negara berkembang. Diperkirakan bahwa jumlah nomor telepon akan segera melebihi jumlah populasi manusia pada masa mendatang.

Selain itu, terdapat lebih dari 30 miliar aplikasi ponsel yang diunduh pada tahun 2011, sehingga mengakibatkan munculnya fenomena munculnya "ekonomi app", khususnya di sektor pertanian, kesehatan, jasa keuangan, dan pemerintahan.

 

Di negara-negara berkembang, kata Spesialis Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bank Dunia, Tim Kelly, warga negara semakin lama semakin meningkatkan ponsel untuk meningkatkan kesejahteraan atau gaya hidup, sedangkan pemerintahan menggunakannya untuk meningkatkan layanan jasa dan mekanisme "feedback" (umpan balik) dari warga. "Revolusi ponsel tepat berada di ujung kurva yang akan terus meningkat,” ucapnya.

Lebih jauh kata Kelly, dunia teleppon seluler semakin kompetitip dan terjangkau oleh masyarakat luas.  Sehingga mampu menembus daerah-daerah pedesaan sekalipun. “Peralatan ponsel menjadi semakin murah dan kuat sementara jaringan terus berlipat ganda dalam hal 'bandwidth' secara kasar setiap 18 bulan dan memperluas hingga ke daerah pedesaan," pungkasnya. **cahyo

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…