Berkolaborasi Bangun SDM Unggul Berjiwa Enterpreneur

NERACA

Bogor - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi dengan Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) dalam gelaran Silaturahmi Nasional (Silatnas) untuk membangun sumber daya manusia yng unggul dn berjiwa enterpreneur, di Sentul, Bogor. 

Kepala Biro Komunikasi dan Teknologi Informasi KemenKopUKM Budi Mustopo menyampaikan Silatnas bukan hanya wadah bagi Purnawirawan dalam bersilahturahmi. "Melainkan juga dapat membuka peluang usaha dan menanamkan jiwa kerwirausahaan di kalangan prajurit TNI AD," kata Budi. 

KemenKopUKM menampilkan 3 usaha kecil dan menengah (UKM) unggulan binaan KemenkopUKM mencakup Roti Ropi, Kopi Anu, dan Koperasi Mina Bahari 45. 

Roti Ropi merupakan roti dengan aroma kopi sudah memiliki sertifikasi halal dari Badan Pengelola Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Agama. 

"Ropi siap sudah siap go global dengan membuka outlet di luar negeri, tetapi produksinya di Indonesia dengan sistem pengiriman adonan beku atau frozen," kata Budi. 

Sementara Kopi Anu menonjollan narasi sebuah usaha yang dipersembahkan untuk sang ayah, seorang pejuang kemerdekaan negeri ini yang juga seorang Tentara Nasional Indonesia. Oleh karena itu, Kopi Anu lekat dengan harmonisasi cita rasa nusantara, karena memang Kopi Anu diracik dari kopi-kopi kualitas prima dari berbagai wilayah Indonesia yang disatupadukan melalui kedalaman rasa. 

Sedagkan Koperasi Mina Bahari 45 adalah Unit Pengolahan Ikan atau Koperasi Mina Bahari 45 merupakan _factory sharing_ pengalengan multiproduk dengan produk-produk berupa olahan ikan dan makanan artisan nusantara. 

Budi menjelaskan, Factory Sharing pengolahan ikan yang dikelola oleh koperasi Mina Bahari 45 dimulai tahun 2021 dan telah memfasilitasi banyak UMKM lokal dalam mengembangkan produknya berupa kemasan kaleng dan telah memfasilitasi sebanyak 40 UMKM dan memproduksi sebanyak kurang lebih 120 jenis produk.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PPAD Letjen (Purn) Doni Monardo memberikan perhatian serius, fokus, dan terukur agar PPAD membangun SDM Entrepreneur (pengusaha). "Tentu saya selaku salah satu seorang anggota PPAD menyambut gembira penuh optimistis bisa terwujud cita-cita mulia ini. Karena ini akan jadi solusi konkret banyak masalah bangsa Indonesia saat ini," kata Doni. 

Doni memperkirakan, jika setiap tahunnya bisa tercipta 2.000 wirausaha baru karena Progja PPAD, maka akan berdampak positif dalam menciptakan lapangan kerja untuk menyerap tenaga kerja. 

"Jika minimal 50 wirausaha baru lahir, maka akan terserap setidaknya 100 ribu tenaga kerja yang bisa produktif membangun dirinya, keluarganya, dan bangsanya," ucap Doni. 

Selain itu, kegiatan ini juga dapat menjadikan ekonomi nasional tumbuh dinamis dengan meminimalkan gini rasio (kesenjangan ekonomi sosial), karena peran pengusaha sebagai lokomotif perekonomian. 

Lebih lanjut, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan Indonesia harus mengembangkan basis enterpreneur dan risetnya jika ingin maju karena peradaban tinggi negara-negara maju di dunia adalah yang berbasis enterpreneur dan riset. 

“Oleh karena itu, diharapkan agar riset-riset yang dihasilkan perguruan tinggi harus bisa dikomersialisasikan di level hilirisasi. Bahkan, pada 2045 mendatang, Indonesia diprediksi secara riset ilmiah bakal menjadi empat negara besar di dunia, bersama AS, China, dan India," kata Teten. 

Sehingga, lanjut Teten, untuk menjadi negara maju, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, pembangunan kualitas SDM. Dimana seluruh perguruan tinggi di Indonesia harus berstandar internasional.

"Kita jangan ketinggalan dalam hal riset di segala sektor. Dan saya berharap mahasiswa memanfaatkan ponsel pintar untuk mengakses ilmu sebanyak-banyaknya di dunia internet," jelas Teten. 

Kedua, tambah Teten, pembangunan infrastruktur yang menghubungkan wilayah dan pulau dengan mudah dan cepat. Termasuk infrastruktur internet. 

Syarat lainnya adalah minimum rasio kewirausahaan berada di level 4 persen, sedangkan Indonesia masih di level 3,18 persen. Sementara Singapura yang sudah 8,6 persen, Malaysia dan Thailand sudah di atas 5 persen. Kemudian AS dan Prancis sudah ada di kisaran 10-12 persen. 

Tak hanya itu, KemenkopUKM juga mengajak para wirausaha muda untuk masuk ke dalam ekosistem digital. "Mulai serius menggarap bisnis dengan model bisnis yang jelas agar banyak investor yang melirik," kata Teten. 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…