Keputusan Tepat BI untuk Tahan Suku Bunga Acuan

 

NERACA

Jakarta - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen karena belum adanya tanda-tanda peningkatan inflasi inti sudah tepat. "Kami masih mengharapkan agar BI lebih menekankan kepada perkembangan tingkat inflasi domestik dalam keputusan peningkatan suku bunga acuan," kata Faisal, seperti dikutip Antara, kemarin.

Ia menyadari bahwa tekanan pada sisi eksternal memang telah meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir. Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed telah menjadi lebih agresif dalam menaikkan suku bunga kebijakannya dalam pertempuran untuk menjinakkan inflasi setelah inflasi Negeri Paman Sam di bulan Mei melonjak ke level tertinggi sejak 1981.

Sebelas bank sentral lainnya, lanjut Faisal, termasuk Bank Sentral Inggris, juga telah mengikuti dengan menaikkan suku bunga kebijakan mereka di tengah lonjakan inflasi. "Namun, kami tetap mempertahankan pandangan kami bahwa BI tidak akan terburu-buru untuk meningkatkan suku bunga. Kami masih melihat bahwa waktu untuk kenaikan bunga acuan akan sangat bergantung pada perkembangan inflasi yang diperkirakan akan meningkat secara substansial dan secara fundamental di semester II-2022," ujarnya.

Menurut dia, hal tersebut karena neraca perdagangan Indonesia yang masih terus mencatat surplus pada bulan Mei 2022, meskipun terdapat larangan ekspor minyak sawit. Kondisi itu dapat meningkatkan kinerja neraca transaksi berjalan yang mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di tengah arus keluar modal asing terkait dengan sentimen risk-off selama normalisasi moneter global. Adapun tren pelemahan rupiah sebagian dipengaruhi oleh faktor musiman dividen repatriasi pada triwulan II-2022.

Apalagi dari sisi domestik, sambung Faisal, tingkat inflasi hingga bulan Mei tetap dalam rentang 2 persen sampai 4 persen, sehingga memberikan ruang yang cukup untuk suku bunga BI tetap di 3,5 persen saat ini. "Kami perkirakan inflasi di akhir tahun bisa di atas 4 persen, meskipun tidak akan setinggi perkiraan awal kami sebesar 4,6 persen sejak pemerintah telah memutuskan untuk memompa subsidi tambahan untuk energi," tutur Faisal.

Secara keseluruhan, dirinya memproyeksikan BI akan meningkatkan suku bunga kebijakan hingga 75 basis poin atau mencapai 4,25 persen pada tahun 2022. Sementara itu, bank sentral diperkirakan melanjutkan langkah-langkah makroprudensial agar tetap akomodatif pada tahun ini.

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut positif keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan karena jadi wujud komitmen pemerintah untuk mendukung dunia usaha. "Dunia usaha menyambut positif dengan keputusan BI untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Ini bagian dari komitmen pemerintah untuk terus mendorong dunia usaha melalui instrumen moneternya," kata Anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan Ajib Hamdani.

Ajib menilai dengan suku bunga tetap, likuiditas akan terus terjaga di ekosistem bisnis. "Ini turut menjaga momentum positif menuju pemulihan ekonomi dan memberi sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi," imbuh Ajib.

Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen. Selain itu Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI bulan Juni 2022 di Jakarta, Kamis, mengungkapkan suku bunga deposit facility juga tetap dipertahankan sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility tetap sebesar 4,25 persen.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta tetap mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah naiknya tekanan eksternal terkait dengan meningkatnya risiko stagflasi di berbagai negara," kata Perry Warjiyo.

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…