Danai Modal Kerja - Chemstar Targetkan Dana IPO Rp 95 Miliar

NERACA

Jakarta – Manfaatkan likuiditas dana di pasar modal, produsen bahan kimia untuk tekstil PT ChemStar Indonesia Tbk. (CHEM) segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Chemstar akan menawarkan maksimal 500 juta saham baru dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

ChemStar akan menawarkan sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp25 setiap saham, atau sebanyak-banyaknya 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. "Dengan harga penawaran sebesar Rp150–Rp190 setiap saham, perseroan berharap mampu mendapat dana segar sebesar Rp95 miliar,"kata Direktur Utama ChemStar, Kwee Sutrimo di Jakarta, kemarin.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 27,86% dari perolehan dana IPO akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan yang saat ini telah digunakan oleh perseroan sebagai pabrik dan kantor operasional. Sedangkan sisanya sekitar 72,14% akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Adapun hingga akhir 2021, ChemStar mencatatkan penjualan mencapai Rp89,62 miliar atau meningkat sebesar 13% bila dibandingkan dengan penjualan tahun 2020 yang mencapai Rp79,33 miliar.

Dengan catatan tersebut, perseroan berhasil membukukan laba bersih pada 2021 yang naik 143% secara tahunan, dibanding pada tahun 2020 yang hanya tumbuh 17%. Sebagai informasi, ChemStar merupakan perusahaan yang bergerak di industri bahan kimia. Sebagian besar produk-produk yang dijual perseroan merupakan produk dengan spesifikasi khusus yang dipesan melalui sistem bussiness to business dan hanya sebagian kecil yang tersedia di pasaran.

Produk-produk ChemStar telah digunakan oleh brand global seperti Adidas, Nike, Uniqlo, hingga Marks & Spencer. Tren pertumbuhan IPO di pasar modal tahun ini meningkat tajam dibandingkan tahun lalu. Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia, Wisnu Prambudi Wibowo memperkirakan, tren IPO pada tahun 2022 masih akan tinggi. Pasalnya, realisasi jumlah emiten baru sudah mencapai 19 perusahaan secara year to date (ytd), lebih tinggi dari periode sama tahun 2021 yang sebanyak 15 perusahaan.

Menurut Wisnu seperti dikutip Kontan, perolehan IPO tahun 2022 memungkinkan untuk lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama di semester 2, khususnya memasuki kuartal keempat 2022. "Pasalnya, biasanya di semester kedua, kondisi ekonomi dan bisnis lebih kondusif," ujarnya.

Ada beberapa faktor pendorong yang membuat tren IPO di 2022 dapat lebih tinggi dari 2021. Tahun ini pertumbuhan ekonomi akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Calon emiten pun perlu dana murah untuk ekspansi pascapandemi. Faktor lain adalah aktivitas masyarakat yang mulai normal dan daya beli masyarakat membaik.

Meskipun begitu, Wisnu melihat ada kemungkinan perusahaan untuk menunda pelaksanaan IPO apabila kondisi pasar tidak kondusif hingga akhir tahun. "Misalnya, konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina makin panas dan inflasi makin tidak terkendali. Ada kekhawatiran tidak terserap secara maksimal emisinya, jika dipaksakan," ucap Wisnu.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…