Perempuan Indonesia Didorong Majukan Sektor Parekraf

NERACA

Jakarta - Kementerian Pasriwisata dan Ekonomi Kreatif atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengajak Perempuan Indonesia Mandiri (PIM) untuk bersama-sama mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.

 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan perempuan memegang peranan penting dalam sektor parekraf. Terlebih, sektor ekonomi kreatif berkaitan erat dengan UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian bangsa.

"Sebanyak 65 juta UMKM berkontribusi kepada 61 persen (PDB/pendapatan domestik bruto) dan banyak digerakkan oleh kaum perempuan," kata Sandiaga.

Sandiaga pun mengungkapkan dengan menggerakkan UMKM, maka sama artinya dengan memberdayakan kaum perempuan di Indonesia.

"Tentunya ini sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam lima program prioritas perempuan dan anak. Salah satunya adalah peningkatan pemberdayaan perempuan dan kewirausahaan," kata Sandiaga.

Oleh karena itu, Sandiaga pun mengajak PIM untuk ikut berpartisipasi mengembangkan dan memajukan sektor parekraf di Tanah Air, terutama dalam hal pemberdayaan perempuan. "Mudah-mudahan PIM bersama-sama dengan Kemenpareraf melawan ketidakpastian ekonomi yang sekarang penuh tantangan," kata Sandiaga.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PIM, Lana T. Koentjoro, mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan Kemenpareraf untuk memajukan sektor parekraf Indonesia. "Bagi siapapun yang mau berkolaborasi dengan kami tentunya kami akan menyambut dengan baik," kata Lana.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pun mendorong wirausaha perempuan agar meningkatkan kontribusinya dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan kontribusi dan peran perempuan dalam kewirausahaan termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sampai saat ini tercatat sangat besar. 

“Sekitar 64 persen dari 64 juta UMKM digerakkan oleh perempuan. Bahkan di Indonesia, UMKM berkontribusi terhadap 60 persen pendapatan nasional,” kata Teten.

Oleh karena itu, kata Menteri Teten, KemenKopUKM memberikan dukungan penuh agar pelaku usaha perempuan ini terus meningkatkan kontribusinya. Terutama pascapandemi Covid-19, peran pelaku usaha perempuan juga mendorong percepatan pemulihan ekonomi.

"Pandemi selama dua tahun terakhir, telah mengakibatkan kemunduran ekonomi dan mengubah perilaku belanja konsumen dan rantai pasokan global. Dampak pandemi ini dirasakan lebih parah oleh pelaku usaha kecil dan menengah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Di mana pelaku UMKM harus menghadapi kebangkrutan atau penurunan pendapatan," papar Teten.

Teten Masduki menegaskan, tantangan baru yang juga dimunculkan pascapandemi adalah, peningkatan kesenjangan gender dalam partisipasi dan peluang ekonomi. Riset menunjukkan bahwa pandemi paling mempengaruhi pengusaha perempuan, dengan mencapai angka 76 persen, karena perempuan harus bekerja dari rumah.

Lebih lanjut, peran pelaku usaha perempuan tidaklah bisa dipandang sebelah mata baik di Indonesia sendiri maupun di level global. UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan sekaligus merupakan bagian dari upaya mencapai kesetaraan gender dalam partisipasi ekonomi. 

"Perempuan juga merupakan tulang punggung banyak ekonomi di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Di mana bisnis yang dimiliki oleh perempuan memiliki peran kunci dalam pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan diversifikasi ekonomi. KemenKopUKM mendukung UKM perempuan terus berinvestasi dalam percepatan pemulihan ekonomi yang inklusif," ungkap Teten. 

Teten juga mengatakan, saat ini dunia tengah berupaya melakukan pemulihan ekonomi pascapandemi dan sedang berjuang mengurangi dampak pandemi terhadap bisnis, maka pemulihan terhadap bisnis yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan juga menjadi sangat penting. 

Selaras dengan target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) dan deklarasi G20, G20 Empower sebagai aliansi antara swasta dan pemerintah dimaksudkan untuk membangun kesadaran yang lebih kuat, tentang produktivitas perempuan pascapandemi. Mendukung dan meningkatkan kolaborasi adalah pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya bentuk dukungan KemenKopUKM kepada usaha perempuan adalah, menyelenggarakan Seminar Pemberdayaan Wirausaha Perempuan Melalui Bisnis Inklusif, yang berlangsung pada Maret 2022 sebagai side event G20.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…