Rantai Pasok Dalam Pengembangan UMKM Terus Diperkuat

NERACA

Bali - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bersama Pertamina, Telkom, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) menggelar pra temu bisnis dalam upaya penguatan rantai pasok bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) di Bali.

Kegiatan ini mempertemukan pelaku industri pariwisata khususnya usaha hotel dan restoran dengan para pelaku UMKM bidang ekonomi kreatif agar terjalin kerja sama yang lebih baik sehingga diharapkan dapat mengakselerasi, mendorong prosentase peningkatan tingkat komponen produk lokal, omzet, suplai dan demand, serta penyerapan tenaga kerja.  

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Henky Manurung mengungkapkan, penguatan rantai pasok ini dilakukan sebagai upaya pengembangan UMKM sebagai penyokong perekonomian nasional yang mampu menyerap 97 persen lebih tenaga kerja di Indonesia dan mengintegrasikan investasi sebesar 60,4 persen.

"Penguatan rantai pasok ini juga harus dengan melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir, yang mana diperlukan kolaborasi yang kuat,” kata Henky. 

Oleh karenanya, Henky mengapresiasi Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Politeknik Pariwisata Bali, Pertamina, dan Telkom yang memperhatikan upaya pengembangan UMKM. 

“Mari kita sama-sama mengawal kegiatan pra temu bisnis ini karena UMKM adalah backbone perekonomian Indonesia," kata Henky. 

Menurunnya kasus Covid-19 dan adanya kebijakan relaksasi penggunaan masker di ruang terbuka, tentu membawa optimisme akan semakin bangkitnya pariwisata di Indonesia khususnya di pulau Bali. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana, menambahkan, bahwa ada tahapan yang harus dilakukan dalam penguatan rantai pasok Industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Yaitu tahap supply, tahap demand, tahap matchmaking, dan tahap sustainable supply chain. 

“Meningkatkan demand akan meningkatkan omzet supply, perluasan tenaga kerja, penggunaan produk lokal, dan pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, agar supply dapat digunakan oleh demand, supply harus memenuhi persyaratan demand. Sehingga program kolaborasi Penguatan Rantai Pasok Industri Parekraf menjadi solusi agar supply dapat memenuhi persyaratan demand," jelas Hayun.

Lebih lanjut, seperti diketahui dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024 terkait quality tourism, faktor dasar daya saing parekraf adalah sustainable parekraf (pariwisata dan ekonomi kreatif), produk dan jasa yang unik dan high value experience bagi wisatawan.

Artinya, dalam meningkatkan nilai produk maka perlu meningkatkan pemasaran dengan memanfaatkan platform digital yang ada serta meningkatkan kualitas dari produk. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas ekosistem ekonomi kreatif (ekraf) yang memberikan nilai tambah pada produknya sehingga berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyampaikan soal kesiapan hotel dan UMKM Bali. Ia menyebut hampir 90 persen Bali sangat bergantung dengan industri pariwisata.

“Meski demikian, pimpinan BUMN dengan UMKM saling berkomunikasi dan bahu-membahu untuk mengatasinya,” ujar Tjok Bagus Pemayun. 

Lebih lanjut, terkait dengan penguatan rantai pasok untuk memperluas pasar UMKM maka Kementerian Koperasi dan UKM, bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN juga berkomitmen bersinergi menghubungkan pelaku Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah (KUMKM) dan Industri Kecil, Menengah (IKM) untuk terhubung ke dalam rantai pasok global (global value chain). Hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan ekspor, dan penguatan substitusi impor.

Isu strategis terkait rantai pasok menjadi perhatian, hal ini disebabkan masih rendahnya kemitraan koperasi, UMKM dan IKM terhubung dalam rantai nilai global (global value chain). Saat ini keterlibatan UMKM pada rantai pasok juga masih minim, hanya mencapai 6,3 persen dalam rantai nilai global.

Hal tersebut mendorong pemerintah untuk mencari potensi-potensi pengembangan kemitraan antara koperasi dan UMKM/IKM dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pun mengungkapkan, salah satu upayanya ialah  sinergi antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN, yang bertujuan untuk mendorong masuknya koperasi, UMKM dan IKM dalam rantai pasok BUMN.

 

 

BERITA TERKAIT

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…