Sentimen Negatif The Fed Tekan Laju IHSG

NERACA

Jakarta- Mengkahiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/5) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 216,36 poin atau 3,17% ke posisi 6.599,84. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 32,09 poin atau 3,13% ke posisi 993,35.”Penurunan IHSG lebih banyak dipengaruhi kenaikan suku bunga The Fed dan tingkat inflasi tahunan di AS," kata analis PT Kanaka Hita Solvera (KHS), William Wibowo di Jakarta, kemarin.

Menurut William, walau inflasi melambat menjadi 8,3% (yoy) pada April dibandingkan inflasi Maret 8,5% (yoy), tetapi masih lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 8,1% (yoy) yang sulit untuk kembali ke masa pra-pandemi. Dibuka melemah, IHSG terus berada di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan perdagangan bursa saham.

Pada perdagangan saham Kamis kemarin, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya SULI, MITI, SGER, KKGI, SDMU. Sedangkan, saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya ADMR, BUMI, LAND, GZCO, CPRO. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, seluruh sektor terkoreksi dengan sektor teknologi turun paling dalam 4,65%, diikuti sektor barang baku dan sektor barang konsumen primer masing-masing turun 3,31% dan 3,12%.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell di seluruh pasar sebesar Rp721,37 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah jual bersih Rp705,37 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.464.482 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,95 miliar lembar saham senilai Rp18,11 triliun. Sebanyak 97 saham naik, 480 saham menurun, dan 112 tidak bergerak nilainya. Bursa saham regional Asia sore antara lain indeks Nikkei melemah 464,92 poin atau 1,77% ke 25.748,72, Indeks Hang Seng turun 444,23 poin atau 2,24% ke 19.380,34, dan Indeks Straits Times terkoreksi 52,53 poin atau 1,63% ke 3.173,54.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG ditutup melemah 13,88 poin atau 0,2% ke posisi 6.802,33. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,63 poin atau 0,35% ke posisi 1.021,8.”IHSG Kamis masih dibayangi oleh sentimen negatif atas pernyataan The Fed yang nampaknya semakin agresif untuk menaikkan suku bunga," tulis Tim Riset Sinarmas Sekuritas dalam kajiannya.

Bursa saham Asia Pasifik sudah mulai mencatatkan rebound pada perdagangan kemarin, meskipun penguatan yang terjadi masih cenderung terbatas. Pelaku pasar masih mengantisipasi adanya pertemuan The Fed dan rilisnya data inflasi AS yang lebih tinggi. Hal itu memberikan kekhawatiran atas kenaikan suku bunga lanjutan yang kian tinggi.

Dari Asia, Pemerintah China memutuskan untuk meneruskan kebijakan Zero Covid-19 sebagai kebijakan lockdown tanpa toleransi. IHSG sempat diperkirakan bergerak beragam cenderung melemah dengan kisaran 6.750 hingga 6.853.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…