Aplikasi Neobank BNC Catatkan 16 Juta Pengguna

NERACA

Jakarta - Dalam kurun waktu satu tahun sejak aplikasi neobank milik Bank Neo Commerce (BNC) diluncurkan, BNC telah mendapatkan lebih dari 16 juta pengguna terdaftar (registered user) dengan monthly active user (MAU) 3 juta per bulan. Stabilnya jumlah MAU sejalan dengan peningkatan volume transaksi yang signifikan sebesar 88 persen menjadi 76 juta transaksi dibandingkan kuartal sebelumnya.

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, optimistis kinerja di BNC tahun ini dapat melampaui kinerja tahun sebelumnya, dan juga dapat menjaga sustainability kinerja ke depan. "Kami akan memanfaatkan momentum pertumbuhan tahun lalu sebagai pelecut semangat kami di tahun berjalan ini untuk semakin baik dalam mengembangkan bisnis Perseroan. Seiring dengan semakin baiknya efisiensi kinerja operasional Perseroan, kami yakin BNC dapat terus mengoptimalkan kinerjanya di tahun ini," kata Tjandra dalam siaran resmi, Senin (9/5).

Kinerja positif Perseroan di awal tahun 2022, ditunjukkan dengan berhasilnya BNC mencatatkan kenaikan Net Interest Income (NII) yang sangat signifikan atau naik sekitar 214,3 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 dari Rp63 miliar menjadi Rp198 miliar di Kuartal I 2022. Kenaikan juga terlihat dari pendapatan di Kuartal I 2022, yaitu sebesar Rp 448 miliar atau naik sekitar 204,8 persen dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 147 miliar.

Bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya Kuartal IV 2021 (qoq), Net Interest Income (NII) pada Kuartal I 2022 mengalami kenaikan 167,1 persen dari Rp74 miliar menjadi Rp198 miliar. Sedangkan di sisi total pendapatan, juga mengalami kenaikan sebesar 85,6 persen dari kuartal sebelumnya di Kuartal IV 2021, dari Rp241,4 miliar menjadi Rp448 miliar di Kuartal I 2022.

Kenaikan pendapatan di atas diikuti dengan penurunan beban operasional Perseroan, sehingga pada Kuartal I BNC mencatatkan kerugian bersih yang cenderung menurun. Masing-masing sebesar Rp 163 miliar di bulan Januari, turun menjadi Rp150 miliar di bulan Februari, dan Rp100 miliar bulan Maret 2022, sehingga total kerugian di Kuartal I 2022 adalah sebesar Rp413 miliar.

Pertumbuhan kinerja positif seiring dengan pertumbuhan bisnis, antara lain kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup tinggi, yaitu sekitar 121,4 persen yoy dari Rp 4,2 triliun di Kuartal I 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I 2022 atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,7 persen dari Rp 8,1 triliun di Kuartal 4 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I 2022, yang paling banyak ditempatkan dari deposito online melalui aplikasi neobank.

Pertumbuhan juga terlihat pada total aset Bank yang naik sebesar 119,3 persen yoy dari Rp 5,7 triliun di Kuartal I 2021 menjadi Rp12,5 triliun pada Kuartal I 2022, sedangkan bila dilihat pertumbuhan secara kuartal sebesar 10,5 persen dari Rp11,3 triliun di Kuartal 4 2021 menjadi Rp12,5 triliun di Kuartal I 2022.

Dari sisi kredit, BNC juga telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 4,8 triliun per akhir Kuartal I 2022. Sebagaimana yang diketahui bersama BNC telah meluncurkan produk digital lending pada bulan November 2021, yang mana sejak diluncurkan sampai dengan akhir Kuartal 1 tahun 2022 secara kumulatif pencairannya sudah melebihi Rp1,6 Triliun.

Sedangkan rasio NPL gross Perseroan juga menunjukkan perbaikan dari Kuartal I 2021 dari 4,4 persen menjadi 1,7 persen per posisi Kuartal I 2022. Hal tersebut menunjukkan kepercayaan yang terus meningkat dari masyarakat terhadap produk dan layanan BNC. Di tahun 2022 ini BNC secara terus menerus berusaha memenuhi kebutuhan nasabahnya, antara lain di bidang investasi dengan memperkenalkan product wealth management, seperti reksa dana, saham, asuransi, emas, dan produk lainnya.

Melihat kilas balik pada kinerja tahun 2021, BNC mencatatkan kerugian bersih Rp986 miliar yang merupakan bentuk investasi Perseroan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang bank digital, serta membangun fundamental bisnis Perseroan melalui investasi teknologi, sumber daya manusia, dan keamanan digital di tahun pertamanya beroperasi di tengah-tengah masyarakat. BNC melihat tahun 2021 sebagai tahun investasi yang menjadi pijakan awal untuk dapat melakukan akselerasi di tahun-tahun berikutnya.

BERITA TERKAIT

Permata Bank dan Mekari Kembangkan Digitalisasi Pembayaran Gaji dan HR

    NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…

Ukur Ketersediaan Likuiditas, Bank Diminta Lakukan Stress Test

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…

Holding UMi Telah Salurkan Kredit ke 35,4 Juta Pelaku Usaha Mikro

    NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Permata Bank dan Mekari Kembangkan Digitalisasi Pembayaran Gaji dan HR

    NERACA Jakarta – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) bersama PT Mid Solusi Nusantara (Mekari) mengembangkan digitalisasi perbankan…

Ukur Ketersediaan Likuiditas, Bank Diminta Lakukan Stress Test

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi…

Holding UMi Telah Salurkan Kredit ke 35,4 Juta Pelaku Usaha Mikro

    NERACA Jakarta – Holding Ultra Mikro (UMi), terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama…