Didaftarkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Jamu jadi Sumbangsih Indonesia untuk Kekuatan Dunia

 

NERACA

Jakarta - Disaat pandemi covid melanda dunia, hampir semua pihak dari dalam dan luar negeri mencari cara mengentaskan covid. Namun Indonesia dinilai memiliki cara untuk membuat dunia menjadi kuat dari sisi kesehatan, caranya adalah dengan mengkonsumsi jamu. Hal itulah yang dibawa oleh Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) untuk membuat jamu ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.

Untuk bisa ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda UNESCO, ada beberapa dokumen yang disiapkan oleh tim kerja nominasi budaya sehat jamu seperti mengumpulkan kuisoner hingga foto dan video yang berkaitan dengan jamu. Pada hari ini, Senin (14/3), Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu telah resmi mengirimkan dokumen Intangible Cultural Heritage (ICH 02) nominasi budaya sehat jamu sebagai calon warisan budaya tak benda UNESCO ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Ketua Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Ranny Pertiwi Zarman menyampaikan pengusulan budaya sehat jamu adalah wujud upaya panjang, telaten dan tak kenal Lelah. Menurutnya, upaya ini sudah digagas sejak 2013 namun saat ini adalah momentum yang tepat untuk menominasikan jamu disaat kondisi dunia sedang sakit karena pandemic covid. “Saat dunia sakit yang dibutuhkan bukan tari yang indah, kain yang elok atau makanan lezat, tetapi jamu agar dunia kian sehat menghadapi pandemic,” katanya.

Ia mengatakan budaya sehat jamu sudah ditetapkan sebagai Warisan tak Benda Indonesia dan dipersilahkan untuk mendaftarkan diri sebagai Nominasi Warisan Tak Benda Dunia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, melalui SK No. 362/ M/2019 Tentang Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2019, sehingga sudah layak dan tepat jika dinominasikan ke tingkat dunia di tahun ini.

Wakil Sekretaris Jendral 4 GP Jamu dan Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu, Kusuma Ida Anjani menyampaikan budaya sehat jamu juga memberikan sumbangsih dalam United Nations SDGs 2030. “Budaya sehat Jamu merepresentasikan; goal ke 3, Good Health and Well Being for All. Selain itu, jamu juga memberikan sumbangsih ke goal ke 5- Gender Equality, goal ke 12-Responsible Comsumption and Production dan goal ke 15-Life on Land,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Konsultan Penelitian dan Penulis Dokumen ICH 02, Gaura Mancacaritadipura menjelaskan bahwa setelah diserahkan kepada Kemendikbud Ristek, nantinya pihak Kemendikbud akan mengirimkan dokumen ke UNESCO paling lambat 31 Maret. “Setelah dikirim, nantinya akan dipelajari apa saja yang perlu dilengkapi lagi. Lalu akan dikirim ke tim penilai dan dievaluasi apakah lulus atau tidak. Terkadang mereka membutuhkan informasi tambahan dan sidang penetapannya pada November tahun depan,” jelasnya.

 

BERITA TERKAIT

40.164 Sekolah Miliki Siswa Berkebutuhan Khusus

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…

Perpusnas Bikin Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku

  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…

Mengajak Anak untuk Ikut Mudik, Perhatikan Hal Ini

  Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…

BERITA LAINNYA DI

40.164 Sekolah Miliki Siswa Berkebutuhan Khusus

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…

Perpusnas Bikin Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku

  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…

Mengajak Anak untuk Ikut Mudik, Perhatikan Hal Ini

  Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…