Potensi Konflik Ukraina Tekan Laju IHSG

Mengakhiri perdagangan Selasa (25/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah, dipicu potensi konflik di Ukraina dan pertemuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).

IHSG ditutup melemah 86,99 poin atau 1,31% ke posisi 6.568,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 10,15 poin atau 1,07% ke posisi 939,34.”Indeks saham di Asia sore kemarin ditutup turun tajam karena investor merasa khawatir mengenai potensi konflik militer di Ukraina dan menjelang pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve, yang akan memberi petunjuk mengenai waktu dan besaran kenaikan suku bunga," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, kemarin.

Pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed memberi tekanan pada bank sentral di Asia untuk juga memperketat kebijakan moneter sehingga berpotensi berdampak negatif pada pasar saham di kawasan Asia seperti yang terjadi pada 2013 ketika bank sentral AS mulai melakukan tapering pasca-krisis finansial global.

Bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS) secara tak terduga memperketat kebijakan moneter dengan sedikit melebarkan laju apresiasi mata uang dolar Singapura (SGD), namun besarnya kisaran pergerakan SGD atau yang lebih di kenal dengan SGD NEER (Nominal Effective Exchange Rate) serta nilai tengah dalam kisaran tersebut tetap tidak berubah.

Sementara itu minggu lalu Bank Indonesia (BI) mengejutkan pasar dengan kenaikan 300 basis poin pada Giro wajib Minimum (GWM) perbankan untuk delapan bulan ke depan. Kemudian investor juga mencerna rilis data inflasi inti Australia yang pada kuartal IV 2021 tumbuh dengan laju tercepat sejak 2014 didorong oleh kenaikan harga BBM dan harga perumahan, sehingga memicu spekulasi bahwa bank sentral Australia (RBA) akan menaikkan suku bunga acuan lebih awal dari perkiraan.

Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih nyaman berada di teritori negatif sampai penutupan bursa saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, seluruh sektor terkoreksi dengan sektor teknologi turun paling dalam 3,88%, diikuti sektor transportasi dan sektor keuangan masing-masing turun 2,68% dan 2,25%.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy di seluruh pasar sebesar Rp110,2 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp36,61 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.434.039 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,01 miliar lembar saham senilai Rp13,27 triliun. Sebanyak 126 saham naik, 432 saham menurun, dan 123 tidak bergerak nilainya.

BERITA TERKAIT

Laba Bersih Rukun Raharja Melonjak 150%

Di tahun 2023, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan laba bersih yang melonjak 150% year on year (yoy) menjadi senilai US$ 27,1…

Transformasi, WTON Luncurkan Logo Baru

Masuki hari jadinya ke-27, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton resmi meluncurkan logo baru yang menjadi simbol…

Pakuwon Jati Cetak Laba Bersih Rp2,1 Triliun

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp2,105 triliun pada tahun 2023 atau naik 36,8% dibanding…

BERITA LAINNYA DI

Laba Bersih Rukun Raharja Melonjak 150%

Di tahun 2023, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan laba bersih yang melonjak 150% year on year (yoy) menjadi senilai US$ 27,1…

Transformasi, WTON Luncurkan Logo Baru

Masuki hari jadinya ke-27, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton resmi meluncurkan logo baru yang menjadi simbol…

Pakuwon Jati Cetak Laba Bersih Rp2,1 Triliun

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp2,105 triliun pada tahun 2023 atau naik 36,8% dibanding…