Sinergi KemenKopUKM dan Akademisi Ciptakan Enterpreneurship J

Jakarta - Dalam implementasi pelaksanaan inkubasi serta pengenalan kewirausahaan sejak dini, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), berkolaborasi dan bersinergi dengan dunia pendidikan atau akademisi, diantaranya perguruan tinggi. Utamanya, untuk menjaring dan menumbuhkan minat dan bakat entrepreneurship di kalangan mahasiswa dan anak muda. 

NERACA

Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah mengungkapkan hal itu sejalan dengan semangat dalam mengimplementasikan produk akademik, seperti hasil riset terkait product development sebagai bagian dari hasil pembelajaran mahasiswa di dunia akademik ke dalam ekosistem usaha dan bisnis yang sustainable.

Lebih dari itu, KemenKopUKM juga bersinergi dengan inkubator (existing) dalam lingkup perguruan tinggi. Diharapkan dapat mendorong pengembangan lembaga inkubator secara merata di setiap perguruan tinggi. 

"Sehingga, tujuan dalam penciptaan wirausaha muda, produktif, inovatif dan mampu menyerap tenaga kerja, dapat tercapai," imbuh Azizah. 

Tahun 2021 ini, lanjut Azizah, kegiatan inkubasi dilakukan bersinergi dengan 7 lembaga inkubator, 25 inkubator pada perguruan tinggi dan 3 badan usaha. 

"Dari sinergi tersebut, telah dilaksanakan fasilitasi inkubasi dan pendampingan pada 1290 wirausaha dan minimal menghasilkan 50 startup unggulan," papar Azizah.

Sementara untuk memperkuat inisiatif yang telah dilakukan dan akan dilakukan, KemenkopUKM telah menyusun Rancangan Peraturan Presiden tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional. 

"Perpres ini dirancang dengan semangat perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi, iklim usaha yang baik, perluasan kesempatan kerja dan peningkatan daya saing," ucap Azizah. 

Sehingga, perlu didorong percepatan penumbuh-kembangan wirausaha yang inovatif dan berkelanjutan. 

Selain itu, Rperpres ini juga disusun dalam rangka mensinergikan dan memperkuat koordinasi program lintas sektor antara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sehingga dapat menjadi kebijakan tunggal yang menjadi pedoman bersama. 

"Dalam lampiran Rperpres juga terdapat wirausaha tematik. Yaitu, kewirausahaan memiliki karakteristik yang beragam sesuai dengan motif, karakteristik pelaku, skala usaha dan bidang usahanya yang terdiri dari wirausaha sosial, wirausaha teknologi, wirausaha pemuda, hingga wirausaha perempuan serta tak terkecuali wirausaha desa dengan kelompok sasaran masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha pemula dan wirausaha mapan," papar Azizah.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki pun mengungkapkan saat ini rasio kewirausahaan Indonesia masih berada di bawah Singapura yang sudah mencapai 8,76%, Malaysia sebesar 4,74%, dan Thailand sebesar 4,26%. Dirinya menegaskan, dukungan semua pihak dibutuhkan untuk meningkatkan rasio kewirausahaan tersebut. 

“Perguruan tinggi memiliki peran penting dan strategis dalam penciptaan wirausaha baru, dari kalangan mahasiswa maupun dari stakeholder lainnya,” jelas Teten.

Sehingga dalam hal ini, Teten menekankan bahwa pendekatan inkubasi sangat penting agar anak muda dapat diajak dari awal dan mendapatkan bimbingan serta wawasan untuk menjadi wirausaha termasuk merumuskan bisnis plan. 

“Mereka perlu disiapkan untuk menjadi pengusaha dan dibantu agar bisa dengan mudah mengakses skema pembiayaan, pasar, dan digitalisasi khususnya kredit perbankan yang terbilang masih cukup rendah,” himbau Teten. 

Sampai saat ini, porsi kredit perbankan Indonesia untuk usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) disebut Teten hanya sekitar 20%. Sementara di negara lain sudah cukup tinggi misalnya di Korea Selatan yang mencapai 80%, Singapura 39%, Thailand 50%, Malaysia 51%, dan Jepang 66%.

Melalui kampus, Teten pun yakin akan banyak wirausaha muda yang berbasis digital dan para kreator usaha kecil dan menegah (UKM) yang lahir di masa depan. Indonesia sendiri adalah lumbung dari startup berbasis teknologi digital. Berdasarkan data Startup Ranking (2020) ada 2.206 startup teknologi membuat Indonesia bisa menempati posisi 2 negara dengan startup terbanyak di Asia.

Dalam hal ini Teten pun berkomitmen pemerintah akan menjalin lebih banyak kolaborasi dengan pihak lain guna menduking kebijakan besar pembangunan UMKM nasional.

“Kami tengah menyusun program pengembangan wirausaha anak muda yang punya latar belakang pendidikan yang baik dan konsep bisnis inovatif dan produk unggul,” tegas Teten.

Seperti diketahui, bahwa tren pasar global menunjukan produk-produk costumized atau produk kreatif yang diproduksi sesuai pesanan dan tidak secara massal akan terus berkembang. 

“Kita kuat dalam hal ini dan ke depan ini bisa menjadi basis industri ekonomi baru,” tambah Teten.

Melalui keterlibatan kampus, Teten berharap akan banyak solusi permasalahan bangsa termasuk masalah UMKM yang dapat diatasi.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…