Pemkab Sukabumi Pertahankan Status Geopark Ciletuh

NERACA

Sukabumi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi akan mempertahankan status Geopark Ciletuh sebagai Unesco Global Geopark (UGG).

Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri, Senin ((18/10) mengungkapkan status UGG Geopark Ciletuh akan berakhir pada April 2020. Untuk mempertahankan status UGG, wajib memenuhi 13 rekomendasi yang diberikan oleh UNESCO.

“Kami sudah siap menyambut tim asseor UNESCO, mengingat rekomendasi yang harus dipenuhi itu sudah lengkap untuk dinilai oleh tim assessment,” ujar Iyos.

Orang nomor dua di Kabupaten Sukabumi itu mengungkapkan 13 rekomendasi Unesco yang wajib dipenuhi oleh Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai UGG yakni, pertama mengembangkan rencana induk atau master plan untuk tahun 2017-2025

“Kedua, Pemerintah pusat dan daerah harus menandatangani perjanjian kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangannya. Ketiga, mengembangkan, meningkatkan infrastruktur dan angka kunjungan melalui pembangunan pusat informasi baru dan ruang pameran kecil,” terang Iyos.

Keempat, kata dia, meningkatkan program pendidikan terminologi ilmiah UGG di tingkat sekolah mencakup pendidikan khusus tentang bencana alam dengan penekanan khusus pada tsunami.

“Kelima, Mengembangan modul pelatihan untuk guide lokal, pemilik homestay, anggota asosiasi masyarakat yang menaungi kepariwisataan. Keenam, melaksanakan penelitian khusus untuk mengidentifikasi hubungan antara warisan geologi lokal, warisan alam, dan warisan budaya,” sambungnya.

Pada poin ketujuh, melakukan identifikasi dan investigasi pada warisan tak berwujud dari daerah ini. Seperti legenda, mitos, lagu lokal, tari, dan musik setempat.

Delapan, peningkatkan selebaran informasi, panel informasi ilmiah dan interpretasi materi Geopark Ciletuh-Palabuhanratu

Sembilan, memiliki strategi kemitraan yang jelas harus dikembangkan dengan para mitra. “Kesepuluh, pengembangan pada semua area dengan kualitas yang sama untuk mendapatkan keseimbangan antara wilayah pesisir dan daerah pedalaman atau in-ground,” paparnya.

Rekomendasi kesebelas, mengembangkan kerjasama internasional dalam pertukaran informasi nilai-nilai geologis, alam, budaya dan pertukaran masyarakat lokal.

Dua belas, lanjutnya, tidak lagi menggunakan istilah “geoarea” karena menyiratkan bahwa Geopark Ciletuh-Palabuhanratu bukan sebagai satu kesatuan yang utuh

Dan terakhir, memperkuat jejaring dengan UNESCO Global Geoparks lainnya di tingkat regional, nasional dan global. “Secara administrasi di lapangan, semuanya sudah lengkap,” pungkas Iyos. (Ron)

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…