Menteri Perdagangan G20 Komit Pulihkan Ekonomi

Jakarta - Menteri Perdagangan negara-negara anggota G20 berkomitmen untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Komitmen ini dituangkan dalam pernyataan bersama para menteri sebagai hasil pertemuan ‘G20 Trade and Investment Ministers’ Meeting (TIMM).

NERACA

 Membuka pertemuan G20 TIMM, tuan rumah yaitu Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia, Luigi Di Matteo, menggarisbawahi narasi bahwa tantangan pemulihan pertumbuhan ekonomi global akibat pandemi memerlukan aksi konkret dari seluruh anggota G20 di segala lini, termasuk kebijakan perdagangan dan investasi.

Perdagangan merupakan salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif. Italia sebagai ketua G20 tahun 2021 memprioritaskan aksi kolektif di bidang perdagangan dan investasi yang dıdasarkan pada tiga pilar 3P atau “People, Planet, and Prosperity” sebagai tema besar Presidensi G20 tahun 2021, dengan fokus pembahasan pada isu pemulihan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.

Untuk mendukung agenda 3P tersebut, G20 TIMM membahas beberapa topik terkait kebijakan perdagangan dan investasi, yaitu perdagangan dan kesehatan; perdagangan dan kelestarian lingkungan; partisipasi UMKM dalam perdagangan dunia; perdagangan jasa dan investasi; dukungan pemerintah khususnya di sektor industri; dan reformasi WTO. Pembahasan difokuskan untuk menyepakati Ministerial Statement yang nantinya akan menjadi bagian dari komitmen G20 Rome Leaders’ Declaration.

Presidensi G20 Italia juga mengangkat permasalahan isu government support yang telah berkontribusi pada distorsi perdagangan global dengan penekanan pada beberapa sektor vital yang dipandang telah mendistorsi perdagangan global. Pertemuan G20 TIMM ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan G20 menuju Pertemuan Puncak pada 30–31 Oktober 2021 mendatang di Roma, Italia.

Sementera itu, Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi yang memimpin Delegasi Indonesia dalam pertemuan G20 TIMM. Pada pertemuan G20 TIMM kali ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengajak dunia pulih dan bangkit bersama dari pandemi Covid-19. Semangat ini menjadi misi Indonesia pada Presidensi G20 tahun 2022 dengan tema utama “Recover Together, Recover Stronger”.

“Krisis pandemi telah memberi kita pelajaran penting bahwa di bawah Presidensi Italia, para Menteri Perdagangan negara G20 mampu hadir dan sepakat untuk mengembalikan perdagangan sebagai mesin penggerak pemulihan ekonomi. Indonesia siap memikul tanggung jawab sebagai Presidensi G20 tahun 2022 serta melanjutkan kerja dan memastikan agar kita dapat pulih bersama dan pulih dengan kuat pada tahun depan,” kata Lutfi.

Dukungan Bagi UMKM

Dalam pertemuan G20 TIMM ini, Lutfi juga mengutarakan bahwa upaya meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di era digital seperti saat ini sangat membutuhkan dukungan secara global.

Dukungan global ini penting untuk menciptakan persaingan yang adil. Mendag Lutfi juga mengungkapkan, sistem perdagangan internasional saat ini harus bersifat kolaboratif untuk menjamin kesejahteraan UMKM.

“Digitalisasi UMKM sangat bergantung pada inovasi dan teknologi yang umumnya tidak dimiliki negara berkembang seperti Indonesia. Tanpa adanya regulasi yang mumpuni di tingkat internasional, persaingan UMKM di era digital hanya menghasilkan ‘pemenang-pemenang’ yang justru mematikan usaha dan industri kecil nasional lainnya,” kata Lutfi.

 Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan G20 TIMM adalah tantangan yang dihadapi UMKM dalam mempenetrasi pasar global. UMKM kini semakin dituntut untuk beradaptasi memanfaatkan teknologi digital dan berkontribusi terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Selain berbicara tentang dukungan kepada UMKM, Lutfi juga menyampaikan tentang sistem perdagangan multilateral yang berkeadilan.

G20 memiliki kesempatan untuk menyerukan ketimpangan perdagangan internasional. Kapasitas yang pincang antara kemampuan negara berkembang dan negara maju dalam memberikan dukungan di sektor pertanian dan perikanan menghasilkan persaingan yang tidak sehat.

G20 juga memiliki memiliki peran kunci untuk memberikan dorongan politis agar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dapat memberi ruang kebijakan bagi negara berkembang.

“Momentum reformasi WTO merupakan peluang, khususnya bagi negara berkembang, untuk menyuarakan permasalahan ketimpangan sistem perdagangan multilateral yang telah berlangsung lama. Reformasi WTO sepatutnya mengedepankan aspek pembangunan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejumlah perjanjian WTO,” tegas Lutfi.

Berikutnya, Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden sekaligus Kepala Departemen Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Guy Parmelin. Presiden Parmelin menyampaikan dukungan seremoni implementasi Indonesia-EFTA CEPA yang akan dilakukan pada 1 November 2021.

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…