Dokter: Pasien Kanker Boleh Divaksin Covid-19

Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi dari Universitas Indonesia dan bagian dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI, Jeffry Beta Tenggara, mengungkapkan bahwa penderita kanker, termasuk kanker payudara, tak dilarang untuk menerima suntikan vaksin Covid-19. "Sebetulnya, saat ini pasien kanker tidak dilarang untuk divaksin," kata Jeffry dikutip dari Antara.

Hanya saja, sebelum mendapatkan vaksin, penderita kanker diharapkan berkonsultasi dengan dokter demi mencegah hal yang tak diinginkan. PAPDI sebelumnya memberikan rekomendasi soal vaksin covid pada penderita kanker, terutama mereka yang berusia 18-59 tahun dengan kanker solid pada dasarnya layak mendapatkan vaksin, namun perlu ditentukan dokter ahli. Pasien berusia di atas 60 tahun juga layak diberi vaksin COVID-19 bila memenuhi rekomendasi umum.

Hal ini dilakukan lantaran kondisi tiap pasien yang berbeda-beda. Oleh karenanya, konsultasi dan rekomendasi dokter sangat diperlukan sebelum menerima vaksin.

Terkait keefektifan vaksin pada pasien kanker, penelitian baru akan dilakukan di Indonesia pada Januari mendatang. Jeffry mengatakan, penelitian ini akan berfokus pada efektivitas vaksin pada pasien dengan komorbid, salah satunya pasien kanker yang menjalani kemoterapi.

Sebuah studi di University of Arizona Health Sciences menemukan, pasien yang menjalani kemoterapi memiliki respons imun yang lebih rendah terhadap dua dosis vaksin COVID-19, hanya saja dosis ketiga meningkatkan respons. Studi tersebut melibatkan pengamatan terhadap 53 pasien kanker yang menjalani pengobatan seperti kemoterapi untuk membandingkan respons imun setelah dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer-BioNTech pada 50 orang dewasa yang sehat.

Dikutip dari Medical Xpress, hasil studi menunjukkan bahwa sebagian besar pasien kanker memiliki antibodi untuk SARS-CoV-2 setelah pemberian dua dosis vaksin. Hanya saja respons imunnya lebih rendah dibanding orang sehat. Selain itu beberapa pasien juga tak menunjukkan respons terhadap vaksin covid-19. Ini berarti perlindungan yang lebih kecil terhadap SARS-CoV-2, terutama varian delta.

Setelahnya, sebanyak 20 orang pasien mendapatkan suntikan ketiga dan ini meningkatkan respons kekebalan pada sebagian besar mereka. Tingkat respons imun secara keseluruhan setelah suntikan ketiga sama dengan orang-orang yang tidak menjalani kemoterapi setelah dua dosis

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…