NERACA

Jakarta – Pasca meraih pendanaan seri A sebesar US$15 Juta, Flash Coffee kian agresif melakukan ekspansi bisnis dengan membuka cabang di Indonesia. Hingga kini, Flash Coffee yang merupakan gerai kopi berbasis teknologi ini telah memiliki 43 cabang gerai yang berada di Jabodetabek. Bahkan, Managing Director Flash Coffee untuk Indonesia, Maxime Chaury menargetkan pertumbuhan gerai cabang Flash Coffee bisa meningkat dua kali lipat di tahun ini. “Kami berharap pertumbuhan gerai Flash Coffee bisa naik dua kali lipat,” kata Maxime saat ditemui saat Grand Launching Flash Coffee di Kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (1/10).

Tak hanya Indonesia, Flash Coffee yang dimodali oleh Rocket Internet, Delivery Hero, White Star Capital, CX Ventures, Global Founders Capital dan Conny & Co ini juga beroperasi di beberapa negara Asia lainnya seperti Thailand, Singapura, Taiwan, Hongkong. Kedepannya, Maxime menyampaikan akan juga ekspansi di Jepang dan Korea Selatan.

Melesatnya bisnis kopi di Indonesia tak terlepas dari budaya minum kopi yang semakin menggelora di kalangan anak muda. Bahkan dalam 10 tahun terakhir, konsumsi kopi naik hingga 278%. “Angka ini merupakan angka yang luar biasa naiknya. Faktanya, ketika kita keluar rumah banyak ditemukan kedai kopi,” kata Pakar Kopi dan Pelatih Barista Kopi Flash, Dennaner Silmy.

Untuk merayakan Hari Kopi Internasional yang jatuh pada 1 Oktober, Flash Coffee mengajak konsumen untuk merayakan keagungan kopi Indonesia. Sebab Indonesia memiliki jejak besar dalam industri kopi global, dan Flash Coffee di Indonesia hanya menyeduh biji kopi asli Indonesia yang terbaik. Di kedai-kedai Flash Coffee Indonesia, minuman kopi kita selalu dibuat dengan campuran biji kopi Toraja, Aceh Gayo dan Kintamani. House blend ini memiliki paduan aroma coklat, kacang dan buah-buahan, dengan kadar kafein dan keasaman sedang.

Untuk Hari Kopi Internasional, Flash Coffee memberi penghormatan kepada pulau Jawa, dimana kisah kopi Indonesia dimulai. Pada tahun 1696, koloni Belanda menumbuhkan perkebunan kopi pertama di Pulau Jawa. Biji kopi yang dihasilkan masuk ke pasar Barat, sehingga melahirkan istilah “a cup of Java” atau secangkir kopi Jawa.

“Indonesia telah menanam kopi selama lebih dari 400 tahun. Sejak abad ke-18 di Eropa, kopi 'Java' sudah dikenal secara internasional. Di Jawa Barat, kopi Ciwidey masih populer hingga saat ini dan diakui sebagai salah satu kopi spesialti terbaik di dunia. Dalam rangka Hari Kopi Internasional kami menyediakan kopi Ciwidey selama satu minggu di toko-toko Flash Coffee tertentu, supaya konsumen bisa merasakan sejarah ‘a cup of Java’,” kata Maxime.

“Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia. Yang membedakan Indonesia dengan negara produsen kopi lainnya adalah kita memiliki kopi single origin terbanyak di dunia. Karena Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan pegunungan dan tanah vulkanik, maka Indonesia bisa menghasilkan seratus varian kopi dengan rasa buah, cokelat, bunga, rempah-rempah dan beragam rasa lainnya,” tambah Silmy.

Sementara yang membedakan Flash Coffee dengan rantai kedai kopi lainnya di Indonesia adalah kami eksklusif menggunakan kopi Indonesia, bersumber dari pusat penyangraian yang menerima biji Arabika terbaik dari Toraja, Aceh dan Bali. Saat ini kami berkembang pesat di wilayah Jabodetabek, namun tujuan jangka panjang Flash Coffee untuk Indonesia adalah untuk menyajikan kopi berkualitas dengan harga terjangkau dari Sabang sampai Merauke.