PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI RI MENJADI 3,5% - ADB: Pemulihan Ekonomi Akan Melambat

Jakarta-Senior Country Economist ADB Henry Ma mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk berbagai negara berkembang mengalami penyesuaian. Proyeksi menurun, namun pemulihan ekonomi akan terus berjalan. "Semua proyeksi itu berkurang, menurun, perekonomian di kawasan Asia Tenggara dan Selatan tapi pemulihan ekonomi akan tetap berlangsung tapi lebih lambat," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/9).

NERACA

Menurut Henry, ketidakpastian tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga diseluruh negara terutama di kawasan Asia. Segala kemungkinan harus terus diwaspadai, artinya pemulihan kesehatan saat ini masih jadi yang utama. "Kita harus mengingat mengenai headwind tidak hanya di Indonesia tapi di kawasan Asia," ujarnya.

Pemulihan ekonomi akibat pandemi sejak awal 2020 memang terus terjadi di berbagai negara. Namun pemulihan ekonomi tidak berlangsung secara cepat karena varian baru Covid-19 terus bermunculan.

Dia mengatakan, varian baru akan menghasilkan wabah yang baru. Kondisi tersebut akan berdampak pada risiko pengurangan ekonomi global. Kemudian, berita mengenai stres-stres finansial di negara-negara seperti RRC.

"Dan kemudian mengalami kontraksi di sektor layanan dan jasa akan mempengaruhi dunia. Ada peningkatan infeksi atau penularan di negara-negara maju seperti AS sehingga kita harus hati-hati di akhir tahun 2021," ujarnya.

Tidak hanya itu. ADB menurunkan proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini dari perkiraan pada April lalu sebesar 4,5% (yoy) menjadi 3,5% (yoy). "Pemulihan akan terus berlangsung namun dengan laju yang lebih moderat di level 3,5% dibandingkan 4,5% yang diproyeksikan pada April lalu," tutur Henry seperti dikutip Antara.

ADB juga menurunkan prediksinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 dari sebelumnya 5% (yoy) menjadi 4,8% (yoy). Menurut Henry, beberapa aspek yang melatarbelakangi ADB dalam menurunkan proyeksinya adalah adanya realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 7,07% yang lebih rendah dari perkiraan.

Menurut dia, pertumbuhan sebesar 7,07% pada kuartal II-2021 yang lebih rendah dari ekspektasi memberikan basis yang lebih rendah pada pertumbuhan tahun berikutnya. Aspek kedua, adalah adanya pembatasan mobilitas yang lebih ketat pada kuartal III-2021 sehingga menekan indikator ekonomi seperti penjualan ritel dan kendaraan bermotor, keyakinan konsumen serta PMI Manufaktur.

Aspek ketiga, adalah perlambatan di berbagai negara akibat varian COVID-19 baru dan peningkatan kasus terutama di negara maju seperti Amerika Serikat, adanya tekanan finansial di ekonomi global serta kontraksi di sektor layanan dan jasa.

Sementara untuk inflasi Indonesia tahun ini diperkirakan berada di level 1,7% atau lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya 2,4%, sedangkan tahun depan berada di level 2,7% dari prediksi sebelumnya 2,8%.

Untuk Current Account Balance (CAB) tahun ini diperkirakan berada di level minus 0,5% dari perkiraan sebelumnya minus 0,8%, sedangkan tahun depan minus 0,9% dari perkirakan sebelumnya minus 1,3%. "Pertumbuhan 3,5% pada 2021 maka riil GDP di 2021 akan 1,4% lebih besar dibanding 2019. Untuk 2022 mungkin perlambatan ini berlanjut sehingga proyeksi pertumbuhan 2022 di level 4,8%,” ujarnya.

ADB juga memperkirakan perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 3,5% pada 2021 dan 4,8% pada 2022 di tengah pandemi virus Corona. Ekspor dan belanja pemerintah diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan di Indonesia tahun ini.

Menurut Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga, pengeluaran rumah tangga diproyeksikan akan pulih tipis pada tahun ini. Namun pada tahun depan diproyeksi akan naik ke level 5%. "Pengeluaran rumah tangga naik tidak terlalu tinggi karena tertahan oleh ketidakpastian yang masih terus membayangi," ujarnya.

Konsumsi ini akan berpengaruh kepada inflasi. Inflasi masih tetap terkendali dan diperkirakan mencapai 1,7% tahun ini, lebih rendah daripada proyeksi 2,4% yang dirilis ADB pada bulan April lalu, dan ini adalah akibat melambatnya pemulihan ekonomi. "Seiring kenaikan pertumbuhan tahun depan, inflasi juga akan merangkak naik mendekati tingkat pra-pandemi sebesar 3,0%, yang masih dalam rentang target Bank Indonesia 2%-3%,” ujar Jiro.

Sementara itu, menurut dia, dari sisi perdagangan impor meningkat sejalan dengan permintaan domestik. Namun hal tersebut diimbangi oleh ekspor yang tumbuh lebih cepat. "Mengingat perdagangan dan pembiayaan global masih menghadapi sejumlah tantangan, akan sangat penting bagi para pembuat kebijakan untuk terus mengambil langkah-langkah yang dapat mengendalikan pandemi, mendukung pemulihan ekonomi, dan melaksanakan reformasi domestik," tutur dia.

Tren Pemulihan Berlanjut

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa tren pemulihan perekonomian global terus berlanjut. Berbagai indikator menunjukkan penguatan pemulihan ekonomi. Menurut dia, ada optimisme dan hal-hal positif yang muncul dalam perekonomian global sampai per Mei 2021. Pertama, proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang telah direvisi ke atas.

World Bank dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tengah sentimen positif vaksinasi dan pulihnya berbagai indikator. Kemudian, perdagangan dan manufaktur global juga terus membaik. "Baltic dry index konsisten di level tinggi dan ekspansi PMI manufaktur global di bulan Mei tertinggi sejak 2010 yaitu 56,0," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (21/6).

Hal tersebut berhasil mengungkit harga komoditas secara umum. Harga minyak dan batu bara sebagai komoditas utama Indonesia pun mengalami peningkatan signifikan.

Menurut Sri Mulyani, pasar keuangan global juga cukup kondusif dengan volatilitas pasar terjaga serta pasar saham negara maju dan berkembang terus naik. Kendati demikian, ada berbagai risiko yang masih perlu diwaspadai. "Jadi ada hal positif, ada hal yang harus tetap kita monitor dengan kewaspadaan," ujarnya.

Salah satu yang perlu diwaspadai adalah kemunculan berbagai varian baru Covid-19, yang lebih mudah menular dan sebagian lebih ganas bahkan sampai menyerang balita. Ditambah lagi, akses dan kecepatan vaksin masih belum merata. Hal ini, katanya, memunculkan kekhawatiran terjadinya pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi yang tidak seragam.

Dia juga menyoroti inflasi Amerika Serikat (AS) yang terus menguat di level 5% pada Mei 2021. Mengingat adanya tren kenaikan inflasi di berbagai perekonomian, serta lonjakan kasus dan munculnya berbagai varian baru Covid-19, maka perlu diwaspadai dampaknya pada kenaikan biaya produksi sehingga mengganggu pemulihan ekonom.

"Kita juga perlu mewaspadai tren tersebut terhadap kenaikan biaya produksi karena kalau terjadi dinamika akan memengaruhi nilai tukar, capital flow maupun cost of fund-nya. Indonesia perlu dan terus melakukan langkah-langkah untuk memanfaatkan momentum pemulihan global dan nasional, serta di sisi lain terus meningkatkan kewaspadaan untuk antisipasi risiko," ujar Menkeu.

Pendapat senada juga dilontarkan Gubernur BI Perry Warjiyo. Dia memprediksi  tren pemulihan ekonomi global diprakirakan berlanjut. Meski dampak kenaikan kasus Covid-19 dan gangguan rantai pasokan di beberapa negara perlu diwaspadai. "Di Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Jepang, laju pemulihan ekonomi pada paruh kedua 2021 cenderung lebih lambat dari prakiraan," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/9). bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…