Ajang Strategis Presidensi G20

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih, serta ekonomi yang baru perlahan bangkit, Indonesia mendapat kepercayaan dari negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, untuk memegang Presidensi G20. Kelompok G20 beranggotakan antara lain: AS, China, Rusia, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, India, Jepang, dan Uni Eropa.

Ini prestasi besar bagi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Kali ini dipercaya menjadi tuan rumah Presidensi G20 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah didirikannya G20, yang serah terimanya akan dilakukan pada 1 Desember 2021 di Roma, Italia.

Indonesia siap memegang tanggung jawab yang besar dalam penyelenggaraan kegiatan internasional dari sejumlah negara yang memiliki kekuatan ekonomi utama dunia. Tentu ini merupakan kepercayaan tapi pada saat yang sama juga merupakan sebuah tanggung jawab yang besar bagi negeri ini yang tentunya akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Presidensi G20 akan mengambil tema Recover Together Recover Stronger. Selain itu, perkiraan situasi global pada 2022 dalam beberapa aspek. Salah satunya terkait kondisi pandemi di seluruh negara yang diperkirakan belum akan sepenuhnya keluar dari Pandemi Covid-19. Dari sisi kesehatannya, WHO menyampaikan harapan bahwa di akhir 2021 negara dunia dapat melakukan vaksinasi 40% dari populasinya dan 70% pada pertengahan 2022.

Tidak hanya itu. Berbagai tantangan yang muncul akibat pandemi Covid-19 mengungkapkan realitas di dalam G20, di mana terdapat kesenjangan kekuatan dan aspirasi di antara anggota-anggotanya. Hal ini menghasilkan langkah dan kebijakan G20 yang kurang koheren, lambat, dan kurang efektif dalam mengatasi berbagai dampak Covid-19.

Kita melihat sejumlah langkah aksi, yang diusulkan G20 untuk mengatasi dampak pandemi, tampaknya “tidak nyambung” dengan insentif-insentif masing-masing pemerintah. Setiap anggota tampak lebih mendahulukan tanggung jawabnya, untuk melindungi warga negaranya masing-masing, bukan G20 secara keseluruhan.

Padahal G20 adalah forum ekonomi global, yang awalnya dibentuk sebagai respon terhadap krisis ekonomi 1997-1998. G20 beranggotakan 20 negara, yaitu 19 negara utama penggerak ekonomi dunia, termasuk Indonesia ditambah perwakilan Uni Eropa, yang memiliki produk domestik bruto (PDB) terbesar di dunia.

Kelompok G20 setidaknya berkontribusi 85% dari PDB dunia, 75% perdagangan internasional, dan 80% investasi global. Populasi anggota G20 mencakup 2/3 dari penduduk dunia. Maka setiap langkah yang diambil G20 punya arti strategis. Kehadiran Indonesia di dalam G20 sering dipandang sebagai mewakili aspirasi dan pandangan negara-negara berkembang.

Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 31 November 2022, menurut rencana akan ada 150 pertemuan selama periode tersebut. Mulai dari pertemuan working group tingkat Sherpa, finance, hingga level deputy. Dan yang pasti, adalah terselenggaranya KTT G20, yang akan dihadiri oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan. Jumlah delegasi berbagai pertemuan itu sekitar 500 sampai 5.800 orang, ini sebuah event internasional sepanjang tahun.

Setidaknya beberapa manfaat besar yang akan diperoleh Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20. Mulai dari segi ekonomi, pembangunan sosial, maupun manfaat dari segi politik. Pertama, KTT G20 akan meningkatkan konsumsi domestik yang diperkirakan mencapai Rp 1,7 triliun. Ada penambahan PDB hingga Rp 7,47 triliun, dan keterlibatan tenaga kerja sekitar 33.000 dari berbagai sektor.

Ajang G20 juga menjadi momentum untuk menampilkan keberhasilan dari beberapa kebijakan pemerintah RI. Diharapkan, ini juga akan mendorong rasa percaya dari para investor global untuk percepatan ekonomi, dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan.

Menjadi tuan rumah KTT G20 juga punya arti ekonomi politik yang besar dan strategis. Di samping merupakan apresiasi dunia terhadap Indonesia, ini juga bukti konkret pengakuan bahwa Indonesia dianggap mampu, untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global. Semoga.

BERITA TERKAIT

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…