NERACA
Jakarta – Minat perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal masih tinggi di semester kedua tahun ini. Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat masih ada 25 perusahaan dalam pipeline penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO). Sedangkan di tahun ini, hingga 13 September 2021, sudah ada 38 perusahaan baru yang melantai di bursa dengan total nilai IPO sebesar Rp 32,15 triliun.
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 BEI, Vera Florida seperti dikutip beritasatu menyampaikan, dari 25 perusahaan yang tercatat di pipeline tersebut, 11 perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan besar yang merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017 dengan aset di atas Rp 250 miliar. Selanjutnya ada lima perusahaan dengan size menengah yang memiliki aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar dan sembilan perusahaan kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.“Di pipeline kami masih ada 25 perusahaan. Kalau kita lihat outlook dalam tiga bulan ke depan, kami cukup optimistis jumlah perusahaan yang listing di bursa akan meningkat dibandingkan tahun lalu,”ungkapnya di Jakarta, kemarin.
Vera menyampaikan, sebelumnya di 2020 saat pandemi Covid-19 mulai menyerang, memang tidak banyak perusahaan yang melakukan filing. Namun memasuki kuartal II 2020 mulai terlihat ada peningkatkan, sehingga tercatat sebanyak 45 perusahaan baru yang melakukan IPO di 2020.“Dengan masih adanya 25 perusahaan dalam pipeline, mudah-mudahan sampai akhir tahun yang ada di pipeline ini dapat tercatat semua, sehingga jumlahnya akan melebihi tahun lalu,” kata Vera.
Sebelumnya, BEI merevisi target perusahaan tercatat atau penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dari sebelumnya 30 menjadi 54 emiten baru di tahun 2021. “Sudah ada revisi target IPO baru jadi 54 ya, kalau tidak salah. Jadi merevisi target semula terlalu moderat. Karena perkembangan terakhir cukup optimis,”kata Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi.
Disampaikannya, dampak pandemi Covid-19 yang dikahwatirkan akan menekan minat perusahaan menggalang dana di pasar modal, tidak terjadi dan hal ini terlihat dari pengamatan selama satu kuartal ini yang tren IPO terus tumbuh. Berbekal hal tersebut, lanjuta Hasan, BEI optimis target revisi bakal tercapai karena tingginya minat IPO.
Dia menambahkan, peningkatan jumlah target emiten baru itu juga di dasari oleh hasil diskusi terarah dengan para anggota bursa yang selama ini menjadi penjamin emisi efek bersifat ekuitas. “Dari masukan anggota bursa yang tengah mempersiapkan calon emiten baru dan penilaian BEI kondisi terkini maka kami dapat lakukan peningkatan target emiten baru,” kata dia.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…