Program Aku Mampu Berhasil Genjot Penjualan Lavon Swancity

NERACA

Jakarta – Pemerintah telah memperpanjang program insentif relaksasi PPN 100% dari yang awalnya berlangsung hingga Agustus 2021 menjadi Desember 2021. Swancity, sebagai salah satu pengembang hunian yang merasakan manfaat insentif, berhasil mencatatkan lonjakan penjualan hingga 2 kali lipat melalui program “AKU MAMPU” yang telah dilaksanakan sejak bulan April. Hal ini  menujukkan minat masyarakat yang masih tinggi dalam membeli investasi dalam bentuk rumah,  sekaligus mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap Swancity sebagai pengembang kota  mandiri baru di Indonesia. Sejalan dengan pelaksanaan program insentif yang dilakukan pemerintah  ini, konsumen pun masih bisa menikmati program “Aku Mampu” hingga akhir tahun 2021 ini.

Agency Sales Director Swancity, Alfie Louis, mengatakan, “Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah memperpanjang periode program insentif untuk sektor perumahan di masa pandemi ini karena program tersebut memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah yang secara langsung memberi dampak positif pada penjualan properti. Terhitung pada kuartal pertama tahun ini, Swancity mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp 500 miliar dan mengalami peningkatan penjualan hingga 60 unit per minggu, dibanding sebelum adanya insentif pemerintah dengan hanya 10-20 unit per minggu.” kata Alfie dalam keterangannya kepada Neraca, Selasa (7/9).

Semenjak kehadirannya di Indonesia tahun 2017, Swancity telah meluncurkan tiga proyek fenomenal di Indonesia, yaitu Lavon I, Lavon II, dan Daisan, yang berdiri di atas lahan seluas hingga 200 hektar.  Sampai saat ini, sekitar 90% unit rumah di Lavon I dan 80% unit untuk Lavon II berhasil terjual.  Sedangkan untuk komplek Daisan, 30% dari jumlah unit rumah terjual dalam waktu kurang dari satu tahun.

Selama masa program “Aku Mampu”, Swancity mencatat bahwa mayoritas konsumen membeli rumah dengan motivasi untuk ditinggali (sebagai aset guna). Namun, tidak sedikit juga yang membeli rumah  untuk kebutuhan investasi, baik untuk dijual kembali nanti ketika ekonomi sudah pulih atau untuk  disewakan kepada orang/ penghuni lain. Selain itu, Swancity juga melihat bahwa pembeli unit Lavon  tidak hanya berasal dari kawasan Jabodetabek, melainkan ada juga yang berasal dari luar kota seperti  Surabaya, Makassar, dan Medan. Mengenai kelompok usia konsumen, tercatat bahwa mayoritas  pembeli berasal dari generasi millenial, baik yang sudah berpasangan/ baru menikah atau yang masih lajang.

Hal ini sejalan dengan tren pembelian rumah seperti yang dilaporkan oleh badan riset Cushman &
Wakefield Indonesia beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa penjualan rumah tapak (landed
house) kian mengalami peningkatan sejak akhir 2020. Sepanjang tahun 2020 sendiri, sebanyak 11.500 rumah terjual yang berasal dari 40 kawasan perumahan kelas real estate dengan Tangerang Raya (Kota dan Kabupaten Tangerang serta Tangerang Selatan) menjadi area paling aktif dari segi
permintaan di Jabodetabek1. Pada semester kedua 2020, rata-rata tingkat penjualan di kawasan ini
adalah sebanyak 40,7 unit per bulan per estate. Cushman & Wakefield Indonesia juga mengatakan
bahwa rumah tapak saat ini lebih diminati jika dibanding dengan rumah bersusun atau apartemen,
karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Rumah, Primadona Investasi di Masa Pemulihan Ekonomi

Di tengah siklus ekonomi yang masih dalam masa pemulihan seperti saat ini, penting untuk memahami berbagai pilihan instrumen investasi agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam perencanaan keuangan. Perencana keuangan di Safir Senduk & Rekan, Safir Senduk, dalam talk show-nya di Marketing Gallery Swancity baru-baru ini, menjelaskan bahwa terdapat dua jenis produk investasi, yaitu  investasi pendapatan tetap dan investasi pertumbuhan. Investasi pendapatan tetap, seperti deposito  dan tabungan di bank, cocok dilakukan saat siklus ekonomi sedang mengalami penurunan. Sementara  itu, investasi pertumbuhan seperti saham, reksa dana, valuta asing, emas, cryptocurrency, dan properti,  akan memberi keuntungan ketika siklus ekonomi sudah kembali baik.

“Dari semua pilihan investasi tersebut, produk investasi pertumbuhan seperti properti rumah menjadi instrumen investasi yang sangat disarankan di segala kondisi ekonomi, termasuk di masa penurunan atau pemulihan ekonomi seperti saat ini. Untuk itu, saat ini adalah saat yang tepat untuk membeli properti, apalagi dengan adanya relaksasi PPN dan kebijakan uang muka 0% dari pemerintah serta promo-promo yang diberikan pengembang yang mungkin tidak tersedia saat ekonomi sudah normal,” ungkap Safir Senduk.

Properti masih menjadi primadona investasi karena memiliki nilai aset yang terus meningkat tanpa  banyak mengalami fluktuasi dan memiliki risiko yang relatif cukup rendah. Investasi properti dapat memberikan dua keuntungan sekaligus, yaitu pendapatan dari biaya sewa jika pemilik rumah  menyewakan huniannya kepada pihak lain, dan keuntungan dari penjualan properti ketika pemilik  menjual propertinya saat nilainya meningkat.

Berdasarkan market behavior survey yang disusun oleh Indonesia Properti Watch (IPW) pada  September 2020, 68,09% responden tertarik membeli properti di masa pandemi COVID-19 dengan  beberapa alasan utama, yaitu harga yang lebih murah, penawaran dan promosi menarik dari  pengembang, serta rencana angsuran yang fleksibel4. Bukan hanya itu, pembeli kini juga lebih selektif dalam memilih hunian demi mendapatkan kualitas hidup yang baik dan memiliki nilai rumah yang signifikan di masa depan. Selain lokasi yang strategis dan desain rumah yang fungsional, pembeli juga melihat material rumah sebagai poin lain yang patut dipertimbangkan.

Rumah dengan material berkelanjutan (sustainable) dan menawarkan konsep green living saat ini sedang naik daun dan sangat menarik minat pembeli, terutama mereka yang memahami nilai investasi jangka panjang. Dengan rancangan cermat yang memperhatikan sistem pencahayaan yang hemat energi, kaca termal, dan perangkat hemat air, memiliki rumah berkonsep sustainaible bisa menekan biaya operasional rumah seperti listrik dan air serta memiliki nilai harga jual yang lebih kompetitif di masa depan. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Tips Pakar Keuangan & Properti Sulap THR Jadi Investasi Properti

NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…

Tips Pakar Keuangan & Properti Sulap THR Jadi Investasi Properti

NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…

Tips Pakar Keuangan & Properti Sulap THR Jadi Investasi Properti

NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…

BERITA LAINNYA DI Hunian

Tips Pakar Keuangan & Properti Sulap THR Jadi Investasi Properti

NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…

Tips Pakar Keuangan & Properti Sulap THR Jadi Investasi Properti

NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…

Tips Pakar Keuangan & Properti Sulap THR Jadi Investasi Properti

NERACA Jakarta – Momen pembagian THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan investasi jangka panjang, salah satunya di…