Harmoni Dalam Kebhinekaan Tangkal Radikalisme

NERACA

Depok - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan di tengah kemajemukan Indonesia sebagai karunia, diperlukan pemahaman yang sama tentang nilai-nilai Pancasila dan juga makna kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga bisa merajut harmoni dan menangkal radikalisme.

"Indonesia dihadapkan pada hambatan dan tantangan komunikasi, baik hambatan dalam komunikasi antar-budaya maupun tantangan era digital yang terus berkembang. Pada aspek komunikasi antar-budaya seringkali disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut," kata Boy Rafli, Minggu (1/8), ketika menjadi narasumber kuliah umum Kegiatan Awal Mahasiswa Baru (KAMABA) Universitas Indonesia (UI) secara daring.

Boy mengapresiasi tema KAMABA 2021, yakni “Satu Karena Beda”. Menurutnya, tema ini penting untuk membangun kesadaran para mahasiswa, bahwa Indonesia ada karena perbedaan yang perlu dijaga dan dirawat. Dari kesadaran tersebut akan lahir spirit persatuan dalam kebhinnekaan.

Sebagai sebuah negara yang bhinneka, budaya, dan etnis Indonesia membentuk kompleks entitas yang saling melengkapi satu sama lain, melalui kombinasi pluralistik, koeksistensi keragaman, dan interaksi multipolar. Keberagaman di Indonesia menyebabkan banyaknya identitas masyarakat dan membentuk akulturasi yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, sejak negara ini didirikan, ada sebuah tatanan cara hidup yang lahir dari kekayaan budaya Indonesia, yaitu harmoni dalam kebhinnekaan. Hal itu diartikan sebagai titik temu perbedaan yang ada di Indonesia, di mana ketika semua orang berjalan ke arah yang sama meskipun dengan cara yang berbeda, namun tetap berpikir sebagai satu bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Pada konteks komunikasi antar-budaya, penting membangun keterbukaan, bersikap empati, berpikir positif, serta dukungan dan menghormati budaya agama lain.

Dia menambahkan, jika ditinjau dari konteks era digital, Indonesia dihadapkan pada tantangan fase bonus demografi dengan jumlah usia penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) lebih besar daripada penduduk non produktif. Tingginya jumlah penduduk produktif ini, berimplikasi pada tingginya pengguna internet di Indonesia.

Saat ini, jumlah pengguna internet mencapai 202,6 juta jiwa penduduk atau 73,7 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 274,9 juta jiwa. Jika mereka tidak dibekali dengan etika, sikap yang bijak, dan digital literasi yang baik, maka hal ini menjadi sebuah ancaman yang dapat menimbulkan berbagai persoalan sosial, konflik horisontal, dan bahkan sampai terjadinya disintegrasi bangsa. Maka, perlu dipastikan pemanfaatannya tidak mengarah pada tindakan radikal terorisme.

Boy memaparkan tren radikalisme di era digital dan pola radikalisasi yang dilakukan oleh kelompok jaringan teroris secara online. Penyebaran paham radikal dilakukan secara masif melalui sarana propaganda digital, dengan mengunggah suara dari pemimpinnya. Ant

 

BERITA TERKAIT

Organisasi Nirlaba Berkontribusi Bagi Pembangunan RI

NERACA Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, organisasi nirlaba (NGO) telah membuktikan kontribusi pentingnya bagi pembangunan…

Masyarakat Menerima Hasil Pemilu dengan Kondusif

NERACA Jakarta - Pengamat politik Arfianto Purbolaksono mengemukakan bahwa masyarakat menerima hasil Pemilihan Umum 2024 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum…

Demokrasi Adalah Jalan Capai Kebenaran

NERACA Semarang - Mantan Sekretaris Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan yang akrab disapa Gus Huda…

BERITA LAINNYA DI

Organisasi Nirlaba Berkontribusi Bagi Pembangunan RI

NERACA Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, organisasi nirlaba (NGO) telah membuktikan kontribusi pentingnya bagi pembangunan…

Masyarakat Menerima Hasil Pemilu dengan Kondusif

NERACA Jakarta - Pengamat politik Arfianto Purbolaksono mengemukakan bahwa masyarakat menerima hasil Pemilihan Umum 2024 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum…

Demokrasi Adalah Jalan Capai Kebenaran

NERACA Semarang - Mantan Sekretaris Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan yang akrab disapa Gus Huda…