NERACA
Jakarta - Penerbitan global bond yang dilakukan PT ABM Investama Tbk (ABMM) mendapatkan respon positif dari pelaku pasar. Dimana lewat aksi korporasi tersebut, perseroan berhasil mencatatkan kelebihan permintaan hingga US$ 250 juta dari investor atau oversubscribed 1,25 kali. Informasi tersebut disampaikan perseroan seperti dikutip bisnis di Jakarta, kemarin.
Belum lama ini, perseroan telah menuntaskan penawaran obligasi global (global bond) senilai US$200 juta. Hasil emisi akan digunakan untuk kebutuhan membayar kembali (refinancing) obligasi lama yang jatuh tempo Agustus 2022. Disebutkan, global bond US$200 juta memiliki jangka waktu 5 tahun dengan kupon final 9,875%. Global bond tersebut akan segera dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX) dalam waktu dekat.
Seiring penerbitan global bond baru, perseroan juga dalam proses penawaran tender (tender offer) atas obligasi lama perseroan kepada para pemegang obligasi. ABMM menargetkan hasil tender offer tersebut akan setara US$191,51 juta. Penyelesaian awal atau settlement untuk transaksi tender offer ini adalah 9 Agustus 2021. Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings telah memberikan peringkat B+ untuk penerbitan obligasi global terbaru ABMM. “ABM Investama berencana untuk menggunakan dana dari hasi penerbitan yang diusulkan untuk membayar satu-satunya global bond perseroan sebesar US$350 juta,” tulis tim analis Fitch dalam risetnya.
Peringkat ABM mencerminkan posisinya sebagai produsen batu bara terintegrasi. Bisnis kontraktor batu bara dan tambang batu bara, yang bersama-sama menyumbang lebih dari 65 persen EBITDA, mendapat manfaat dari sinergi dan diversifikasi bidang logistik dan tekniknya. Fitch menilai, ABM akan mengalami pertumbuhan volume lebih lanjut setelah peningkatan yang kuat dalam bisnis kontraktor batu bara ABM pada tahun lalu, dipimpin oleh kontrak baru dan peningkatan produksi oleh pelanggan yang sudah ada setelah penurunan pada tahun 2020. “Ini akan mendukung arus kas operasi dan sebagian mengimbangi penurunan dalam profitabilitas segmen pertambangan,” jelas Fitch.
Asal tahu saja, perseroan otimistis kontrak kerja bisa tumbuh 30% tahun ini dengan gencar cari peluang due diligence pada beberapa tambang. Direktur ABM Investama, Adrian Erlangga mengungkapkan, dalam tiga bulan pertama tahun ini capaian kontrak ABMM secara finansial dua kali lebih baik dibandingkan tahun lalu,”Untuk kontrak tahun ini targetnya akan tumbuh di atas 30% dibandingkan tahun 2020. Kinerja kami semua didasarkan atas kontrak yang ada, dan seluruh kontrak kami life of mine, seumur tambang," jelas Adrian seperti dikutip kontan.
Adapun optimisme tersebut turut didukung rencana peningkatan produksi batubara yang lebih tinggi dari mitra ABMM. Adrian juga menambahkan kalau akan ada kontrak tambahan di tahun ini. "Kami tengah due diligence beberapa tambang, namun rencana untuk mengambil satu tambang dulu. Tapi kami tidak dapat menyampaikan detailnya sampai perjanjian ditandatangani," tambahnya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…