Urgensi Pemulihan

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Rencana pengenaan PPN sembako di tengah pandemi mendapat kritik terutama mengacu penderitaan rakyat ditengah himpitan beban hidup, belum lagi adanya ragam bencana. Pandemi yang terjadi di republik ini ternyata dibarengi sejumlah bencana. Bencana pasti disertai kelumpuhan perekonomian lokal. Kelembagaan - infrastruktur ekonomi menjadi hancur dan tidak berfungsi. Pasar - tempat usaha rusak, barang - jasa tidak tersedia dan harga melonjak. Warga menjadi kehilangan pekerjaan. 

Aset bangunan - peralatan yang menjadi modal usaha - agunan pinjaman menjadi tidak bernilai. Utang menumpuk tetapi kemampuan usaha menjadi tidak ada sehingga kredit macet naik. Imbasnya dunia usaha kolaps, tidak ada lagi pekerjaan. Sumber penghasilan hilang tetapi kebutuhan mendesak segera dipenuhi. Mengandalkan bantuan pangan dan obat tidak selamanya menjamin, belum lagi keterbatasan relawan dengan berbagai pertimbangan dan kemampuan.

Ada beberapa masalah pokok ekonomi yang harus dipecahkan secara sistematik terkait manajemen bencana untuk percepatan pemulihan sektor riil, terutama yang berbasiskan ekonomi kerakyatan (Sugema, 2006) yaitu pertama: harus ada upaya mengurangi beban dunia usaha. Salah satunya adalah memberi hapus tagih atas utang-utang kepada bank dan ini sudah menjadi komitmen beberapa bank. Ini bukan perkara belas kasihan atau alasan kemanusiaan, tapi ini perkara riil usaha ketika semua terdampak bencana. Ketika modal dan aset lenyap maka operasional pekerjaan tersendat dan kemampuan mencari profit jelas berkurang sehingga menjadi tidak berdaya dalam berusaha dan bekerja. Oleh karena itu perbankan penting untuk melihat situasi ini dengan memberikan kelonggaran pembiayaan, baik tempo atau besaran kewajiban.

Kedua: harus ada skema memudahkan dunia usaha terutama sektor informal memulai usaha lagi. Sektor informal merupakan penampung terbesar tenaga kerja. Jika sektor ini mulai bergerak akan ada kemampuan rumah tangga untuk menolong diri sendiri. Aspek ini sangat penting karena bantuan sosial biasanya menyusut dengan cepat pada hitungan minggu. Korban bencana harus diberi kemampuan dan kemudahan untuk menolong diri sendiri, kembali hidup normal seperti sebelum bencana dan ini harus didukung spirit internal agar secepatnya bangkit. Hal ini tidak mudah tetapi dengan spirit kebersamaan maka komitmen ini harus segera dilakukan.

Ketiga: fasilitas-fasilitas dasar ekonomi harus cepat diperbaiki dan dibangun. Mungkin bisa dimulai membangun pasar darurat yang disediakan sederhana dan gratis. Fasilitas listrik, telekomunikasi dan air bersih harus cepat ditangani. Berikutnya yang terpenting memberi dorongan bekerja dan berusaha agar ada harapan bangkit. Hal ini selaras spirit kebersamaan dalam penanganan bencana. Jadi, spirit bangkit adalah komitmen bersama, baik dari individu korban bencana dan juga pemerintah pusat – daerah.

Keempat: proses rekonstruksi secara permanen. Tahap ini sesungguhnya menciptakan kesempatan berusaha dan bekerja yang lebih luas. Pembangunan kembali komponen infrastruktur dan lain-lain merupakan kesempatan bisnis yang cukup besar tetapi sering lupa terhadap partisipasi pengusaha - pekerja lokal. Ironisnya sering terjadi justru pihak dari luar daerah yang menggarap proyek-proyek tersebut. Padahal, pemberdayaan untuk warga terdampak bencana adalah sangat penting dan ini juga selaras dengan komitmen penciptaan spirit kebersamaan dalam penanganan bencana.

Kelima: masyarakat keseluruhan mungkin juga bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi. Bantuan bisa berbagai macam sesuai kemampuan sebab yang terpenting yaitu bagaimana korban bencana tergugah untuk kembali bisa bangkit berusaha dan bekerja.

Apapun bencananya itu semua tanggung jawab untuk bangkit bersama dan membangun daerah pasca bencana. Bermodal spirit kebersamaan adalah salah satu acuan untuk bangkit dan membangun kembali daerah pasca bencana dengan harapan terbentuk lingkungan baru dengan kebersamaan yang menjadi pilar, setidaknya hal ini juga berantai dengan komitmen mereduksi bencana yang lainnya.

BERITA TERKAIT

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…