Triwulan I-2021 Ekspor Furnitur ke Kanada Meningkat 49,4%

NERACA

Jakarta - Konsul Jenderal RI Toronto, Leonard F. Hutabarat. Ph.D., telah melakukan virtual meeting dengan Mr. Sinthusan Sivagnanam, CEO Avanica Corporation, perusahaan Kanada yang memiliki investasi di Indonesia, khususnya dalam sektor produksi wooden furniture di Jepara, Jawa Tengah. Pertemuan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi perkembangan terkini ekspor wooden furniture Indonesia ke Kanada oleh perusahaan tersebut.

Konsul Jenderal RI Toronto menyambut baik upaya yang dilakukan Mr. Sinthus dalam mempopulerkan produk wooden furniture Indonesia di Kanada, khususnya produk yang terbuat dari kayu suar. Lebih lanjut, Konsul Jenderal RI juga mendorong agar Avanica Inc. dapat memperluas pemasarannya tidak hanya di Provinsi Ontario, Saskatchewan dan Provinsi Manitoba, tetapi juga Provinsi lainnya di Kanada.

Statistics Canada mencatat bahwa pada tahun 2020 ekspor furniture Indonesia ke Kanada meningkat sekitar 21,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pada Triwulan I-2021, ekspor produk tersebut meningkat sebesar 49,4% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.

Mr. Sinthu menjelaskan bahwa manufaktur Avanica Inc. di Indonesia tidak hanya terdapat di kota Jepara tetapi juga Solo dan Yogyakarta. Guna memenuhi permintaan di pasar Kanada dan AS, Avanica Inc. telah menjalin kerja sama dengan sejumlah UMKM di 3 (tiga) kota tersebut.

“Wooden furniture akan menjadi salah satu produk yang booming di pasar Kanada maupun AS setelah pandemi Covid-19 mereda,” jelas Mr. Sinthu mengutip laman KJRI Toronto.  

Meskipun potensinya besar, ekspor furniture Indonesia masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan termasuk kelangkaan kontainer dan harga container yang meningkat 10 kali lipat di masa pandemic. Permasalahan ini perlu menjadi perhatian pemerintah mengingat implikasinya yang besar terhadap kinerja ekspor produk Indonesia. Permasalahan ini bahkan telah memperlambat produktifitas para pengrajin mebel.

Kepada KJRI Toronto, CEO Avanica Inc. berharap kiranya Pemerintah Indonesia dapat membantu mengatasi kelangkaan kontener sehingga target Avanica Inc. untuk mengekspor produk furniture sebanyak 60 kontener per bulan dapat tercapai. Sejak pertengahan 2020, Avanica Inc. hanya berhasil mengekspor 24 kontainer dan angka ini jauh di bawah target yang diharapkan. Oleh karena itu, permasalahan kelangkaan kontainer ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Indonesia. 

Seperti diketahui, produktivitas industri pengolahan kayu dalam negeri terus meningkat, menandakan meningkatnya permintaan atau demand pada sektor tersebut. Hal ini berpeluang meningkatkan minat investasi di sektor tersebut.

“Suatu kebanggaan bagi saya berada di antara rekan-rekan pelaku industri yang terus bergerak menciptakan peluang pasar baru dan membangun kemandirian ekonomi melalui investasi baru,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Selama ini, perkembangan permintaan global produk industri furnitur dan woodworking secara keseluruhan sangat menjanjikan, baik itu di dalam negeri maupun untuk ekspor. "Ekspor produk furnitur (HS 9401-9403) di tahun 2020 mengalami peningkatan dengan nilai USD1,91 miliar atau meningkat 7.6% dari tahun 2019 yaitu senilai USD1.77 miliar," tambah Agus.

Dari jumlah tersebut, Agus mengungkapkan, Indonesia berada di deretan eksportir produk-produk funitur besar seperti China, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam. Negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia tahun 2020 adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Pada ekspor produk woodworking, khususnya pintu (HS 4418.20), tahun 2019 Indonesia juga masih berada pada deretan eksportir terbesar pintu dunia seperti China, Canada, Polandia, Brazil, Jerman. "Pada tahun 2020, Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan," ungkap Agus.

Sementara itu, menurut Agus dalam upaya menjaga tetap stabilnya demand di dalam negeri, pemerintah terus memberikan stimulus fiskal dan moneter yang jumlahnya lebih tinggi dari implementasi saat krisis 2008.

Sedangkan dalam hal belanja rumah tangga, pandemi mengakibatkan adanya fenomena reorganisasi signifikan belanja rumah tangga akibat pandemi, yaitu peralihan dari hiburan, pariwisata dan transportasi, ke sektor lain seperti produk teknologi dan kebutuhan menata atau renovasi rumah.

"Pola belanja furnitur dan renovasi rumah, termasuk pintu melalui gawai atau belanja online juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan," ungkap Agus.

 

 

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…