Bayar Utang, KDB Tifa Finance Gelar Right Issue

NERACA

Jakarta – Perkuat struktur permodalan, PT KDB Tifa Finance Tbk berencana menambah modal dengan melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Perseroan mengumumkan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,9 miliar saham baru dengan nominal Rp 100 setiap saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut berjumlah 72,87% dari modal ditempatkan. Saham tersebut seluruhnya merupakan saham yang dikeluarkan dari portepel perseroan dan akan dicatatkan di BEI. Dalam rangka pelaksanaan PUT I, RUPSLB perseroan telah menyetujui rencana penambahan modal ditempatkan dan modal disetor dengan memberikan HMETD pada tanggal 4 Juni 2021, dengan hasil keputusan antara lain menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor perseroan melalui PUT I dengan penerbitan HMETD sebanyak-banyaknya 2,9 miliar saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham.

Adapun per Mei 2021, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Tifa Finance yang dikeluarkan PT Ficomindo Buana Registrar selaku BAE menerangkan modal dasar yang dicatatkan sejumlah 4 miliar saham. Sebanyak 2.920.300.000 saham dicatatkan sebagai saham dalam portepel, sedangkan sebanyak 1.079.700.000 saham merupakan modal ditempatkan dan modal disetor. The Korea Development Bank tercatat menggenggam 913.914.700 saham atau 84,64% dari modal ditempatkan dan modal disetor KDB Tifa Finance.

Selanjutnya ada PT Dwi Satrya Utama yang memiliki 14,99% atau sebanyak 161.917.100 saham. Diikuti masyarakat sebesar 0,35% atau sebanyak 3.868.200 saham. Perseroan juga memaparkan tiga jenis penggunaan dana. Pertama, sekitar 26% dari hasil PUT I atau sebanyak-banyaknya sebesar Rp 167 miliar akan digunakan untuk pelunasan pokok dan bunga serta biaya pinjaman perseroan kepada PT Bank Central Asia Tbk dalam mata uang rupiah. Masing-masing jatuh tempo fasilitas kredit adalah pada 24 Januari 2022, 25 Januari 2022, dan 24 Mei 2025.

Kedua, sekitar 19% dari hasil PUT I atau sebesar Rp 121 miliar akan digunakan untuk pelunasan pokok dan bunga serta biaya pinjaman perseroan kepada PT Bank Shinhan Indonesia dalam mata uang rupiah. Kemudian jatuh tempo fasilitas adalah pada 4 Maret 2022. Sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk peningkatan portofolio pembiayaan perseroan. Berdasarkan laporan keuangan KDB Tifa Finance per 31 Desember 2020, total aset mencapai Rp 1,10 triliun.

Sementara liabilitas tercatat sebesar Rp 738,62 miliar, dengan ekuitas sebesar Rp 365,19 miliar. Return on asset (ROA) sebesar 2,12% dan return on equity di level 4,05%. Akhir tahun lalu, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 14,88 miliar.




BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…