Blok Cepu Hasilkan Produksi 475 Juta Barel - Pengapalan ke-700:

NERACA

Surabaya – Pengapalan ke-700 minyak mentah Blok Cepu di Jawa Timur, dipimpin dan disaksikan secara langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Lifting ke-700 dari wilayah kerja yang dikerjakan oleh ExxonMobil Cepu Limited ini menandai total produksi kumulatif lebih dari 475 juta barel minyak, atau lebih tinggi dari perkiraan keseluruhan volume cadangan minyak terproduksikan saat rencana awal Plan of Development (PoD) sebesar 450 juta barel.

Pengapalan dilakukan di kapal alir muat terapung/ floating storage and offloading (FSO) Gagak Rimang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kinerja maksimal ExxonMobil Cepu Limited yang berhasil mengawal Blok Cepu sehingga melampaui target yang direncanakan. “Pengapalan ke-700 dari Blok Cepu ini menjadi milestone penting bagi ketahanan energi Indonesia serta memberikan harapan bahwa potensi hulu migas Indonesia masih menjanjikan,” ucap Arifin.

Minyak mentah yang di-lifting merupakan hasil produksi dari Blok Cepu, Bojonegoro, yang dialirkan melalui pipa sepanjang 95 kilometer ke Palang, Tuban, kemudian ditampung di FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, Jawa Timur.

Minyak kemudian dikirim ke VLCC Success Enterprise milik Pertamina, untuk selanjutnya diangkut ke STS Tuban untuk diolah di kilang Pertamina guna memenuhi kebutuhan energi nasional.

Volume minyak yang dilifting sebesar 1 (satu) juta barel, terdiri dari 850 ribu barel bagian Pemerintah dan 150 ribu barel lainnya bagian dari Badan Kerja Sama Participating Interest (BKS PI) Blok Cepu.

Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, dimulai pada tahun 2008 dan fasilitas produksi utama mulai dioperasikan pada kuartal 4 tahun 2015.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, Lapangan Banyu Urip telah berada pada tingkat produksi plateau yang stabil dengan tingkat produksi lebih dari 220.000 barel per hari (bopd) selama 5 (lima) tahun. Tingkat produksi plateu ini jauh lebih tinggi dari rencana dalam PoD, di mana sebelumnya diperkirakan produksi rata-rata sebesar 165 ribu bopd selama 2 (dua) tahun.

Berdasarkan penilaian teknis, cadangan minyak Lapangan Banyu Urip telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 940 juta barel minyak dari 450 juta barel minyak saat final investment decision (FID). Meski demikian, seperti halnya karakteristik reservoir yang berlaku umum di seluruh dunia, tingkat produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip itu kini sudah mulai menurun secara alamiah.

“Realisasi cadangan dan produksi Blok Cepu ini membuka kenyataan bahwa potensi cadangan migas di Indonesia masih menjanjikan. Saat ini SKK Migas terus mengawal ExxonMobil bersama para mitra Blok Cepu untuk mendiskusikan berbagai inisiatif untuk mengelola penurunan produksi yang mulai terjadi, termasuk menjajaki peluang-peluang baru di Blok Cepu,” kata Dwi.

Pada kesempatan yang sama, President ExxonMobil Indonesia Irtiza Sayyed mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan seluruh pemangku kepentingan sehingga mendukung keberhasilan operasi Blok Cepu yang aman, andal, dan efisien dengan memastikan langkah pencegahan dan mitigasi Covid-19 yang efektif. “Dengan dukungan pemerintah dan para mitra, kami terus memberikan kinerja keselamatan dan keandalan yang unggul hingga mencatatkan angka kecelakaan nihil tahun ini,” ucap Irtiza.

KKKS ExxonMobil Cepu Limited juga mendukung program ramah lingkungan yang diinisiasi pemerintah, melalui berbagai program pengembangan masyarakat bidang lingkungan. Beberapa program tersebut di antaranya penanaman 57.000 pohon pada lahan seluas lebih dari 235 hektar, pembangunan 223 reaktor biogas untuk hampir 1.000 anggota masyarakat, pembangunan dan pengelolaan 35 fasilitas air bersih untuk lebih dari 38.000 anggota masyarakat, serta pembentukan 5 program pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat yang memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan untuk lebih dari 1.300 anggota masyarakat.

Seperti diketahui, SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Lembaga ini dibentuk melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013, dan dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…