Tambak Masyarakat Terus Dimaksimalkan

NERACA

Jakarta - Dalam rangka meningkatkan produksi perikanan untuk ketahanan ekonomi dan penyediaan bibit ikan dan udang unggul untuk masyarakat, pemerintah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan bermitra dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar untuk menggali potensi serta meningkatkan produktivitas tambak.

Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh KKP yakni dengan menyalurkan bantuan benih udang windu sebanyak 1,8 juta ekor dan benih ikan kakap putih sebanyak 15 ribu ekor kepada enam kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Plt. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan bantuan benih sebagai salah satu stimulus ekonomi masyarakat agar produktif dan bertumbuh penghasilannya.

“Roda perekonomian masyarakat yang terus bergerak maju turut meningkatkan kebutuhan akan sumber pangan. Produksi perikanan budidaya sebagai salah satu elemen pendukung ketahanan pangan harus terus meningkat agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut,” ujar Haeru.

Meski begitu, Haeru mengakui bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak harus terus ditingkatkan, terutama untuk daerah yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan. “Sangat penting untuk menjaga keberlanjutan usaha perikanan budidaya dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan agar subsektor perikanan budidaya dapat menjadi tumpuan masa depan dalam pemenuhan pangan,” pungkas Tebe.

Sementara itu, Kepala BPBAP Takalar, Supito menjelaskan bahwa Kabupaten Maros memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat menopang perekonomian masyarakat melalui subsektor perikanan budidaya. Menurutnya potensi yang ada saat ini masih sangat jauh dari potensi maksimal yang dapat dihasilkan, apalagi komoditas yang dikembangkan di Maros saat ini seperti udang, rumput laut, dan lobster menjadi komoditas unggulan KKP untuk diekspor dan komoditas lain seperti nila dan bandeng dapat menunjang ketahanan pangan daerah.

“Dengan banyaknya tambak tradisional di Kabupaten Maros, salah satu permasalahan yang dapat kami identifikasi ialah adanya endapan lumpur tanah dasar tambak akibat pemupukan yang berlebih di masa lalu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kualitas tanah dasar tambak dengan membongkar kotoran serta kelebihan pemupukan di tanah dasar tambak serta mengaplikasikan bakteri yang akan menghasilkan pakan alami untuk ikan dan udang,” jelas Supito.

Supito mengungkapkan bahwa KKP siap mendukung program Dinas Perikanan Kabupaten Maros untuk membangun pentokolan sebagai wadah adaptasi benih dari hatchery sebelum ditebar di tambak. “Akan kami bantu untuk proses pengawalan secara teknis agar dapat berjalan dengan baik dan kami percara konsep ini akan berhasil meningkatkan produksi perikanan budidaya di Kabupaten Maros,” ungkap Supito.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Kabupaten Maros, Muhisal menjelaskan bahwa pihaknya memang berencana untuk membangun model pentokolan sebagai distributor sekaligus pusat sortir benih agar benih yang ditebar di tambak merupakan benih yang berkualitas.

“Selain lebih menguntungkan bagi pembudidaya, sistem ini kami yakini juga akan lebih baik dalam hal administrasi. Ke depan juga sedang kami rancang agar benih yang dibeli oleh pembudidaya mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah,” jelas Muhisal.

Muhisal juga mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan kerja sama dengan KKP maupun dengan tokoh masyarakat terkait pendampingan teknis, penelitian terkait penyakit dan pakan ikan, maupun kegiatan penyuluhan untuk memperbaiki manajemen pengelolaan tambak yang dirasa masih perlu untuk ditingkatkan.

Disisi lain, pemerintah juga juga mendorong budidaya udang melalui tambak. Melihat pesatnya perkembangan usaha budidaya udang, berbagai teknologi pun terus dikembangkan.  

Salah satunya adalah inovasi kincir air tambak yang dikembangkan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Jawa Timur. Satuan pendidikan ini berada di bawah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Seperi diketahui, kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi agar terjadi keseimbangan ekosistem perairan tambak. Kincir air berperan dalam menyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah. Pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga menstabilkan kualitas air.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…