Rencana IPO GoTo Gairahkan Pasar Modal

NERACA

Jakarta - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual menilai, rencana entitas gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat pasar modal Indonesia kembali bergairah,”Saat ini kenaikan IHSG tidak seperti bursa di negara Asia lainnya. Banyak perusahaan digital yang listing di bursa Asia. Dengan rencana GoTo yang akan melakukan IPO, membuat pasar modal Indonesia kembali bergairah. Ini sentimen positif bagi investor lain yang hendak investasi di perusahaan digital Indonesia melalui skema IPO," ujar David di Jakarta, kemarin.

Pembentukan holding Gojek dan Tokopedia yang menggabungkan layanan e-commerce, on-demand, layanan keuangan dan pembayaran dalam satu ekosistem menjadi GoTo, sudah resmi diumumkan. Platform GoTo yang menggabungkan tiga layanan dalam satu ekosistem itu, diklaim menjadi yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Bahkan platform GoTo diklaim sudah melayani 270 juta konsumen Indonesia dan mewakili 2 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

David merespon positif aksi korporasi yang dilakukan dua decacorn asli Indonesia tersebut. Saat ini, lanjut David, minat investor terhadap perusahaan digital sangat tinggi, termasuk perusahaan digital asal Indonesia. Namun disayangkan perusahaan digital yang tercatat di BEI masih sangat minim. Maka dengan adanya sentimen IPO GoTo diharapkan akan ada peningkatan investasi di Indonesia.

Setelah pandemi Covid-19, ketergantungan akan ekonomi digital masih sangat tinggi. Hal itu membuat sentimen pertumbuhan dan akselerasi ekonomi digital Indonesia. Dengan sentimen tersebut, David yakin perusahaan digital yang ada di Indonesia masih memiliki potensi untuk tumbuh.

Masyarakat Indonesia yang dahulu tak terbiasa menggunakan platform digital, kini dengan terjadinya pandemi, mereka sudah semakin terbiasa. Dahulu tak banyak UMKM di daerah yang bisa memasarkan produknya di dunia internasional. Namun kini dengan platform digital mereka dapat melakukannya.”Tentunya ini dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perkembangan ekonomi digital di Indonesia baru saja dimulai. Saya berharap akan banyak perusahaan digital di Indonesia yang dapat go international seperti di China. Pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif bagi tumbuhnya perusahaan digital di Indonesia, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang," kata David.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…