Ajari Anak untuk Menghargai Diri Sendiri

 

 

Mengajarkan anak prasekolah agar bisa menghargai dirinya sendiri agaknya menjadi tanggung jawab yang besar bagi kita sebagai orang tua. Tentu saja hal itu karena rasa menghargai diri sendiri akan menjadi pondasi bagi masa depan anak. Sikap tersebut juga menjadi sesuatu yang penting di saat mereka mulai melakukan hal-hal baru tanpa bantuan orang lain.

Sebagaimana diketahui para orang tua, penghargaan terhadap diri sendiri merupakan pengalaman yang cepat berlalu. Salah satu tujuan menjadi orang tua adalah memastikan anak mengembangkan kebanggaan dan penghormatan pada diri sendiri. Begitu juga dengan keyakinan pada kemampuan untuk menghargai tantangan hidup. Berikut ini adalah beberapa strategi sederhana untuk membantu anak menghargai dirinya:

1.       Berikan Empati

Anak akan merasa frustrasi apabila ia tidak bisa melakukan hal yang bisa dilakukan temannya. Di saat ia berkata, “Saya tidak bisa berhitung secepat Ardi”, maka tunjukkan rasa empati dan kemudian tekankan salah satu kekuatan yang ia punya. Misalnya, dengan memberi tahu bahwa Ardi memang pintar berhitung, tetapi kamu pandai melukis.

2.       Berikan Cinta Tanpa Syarat

Katakana pada anak, “Bunda mencintaimu, tak peduli siapa dirimu dan apa yang kamu lakukan.” Maka anak akan merasa diuntungkan ketika anda bisa menerima dia apa adanya tanpa melihat kekuatan, kesulitan, perangai, ataupun kemampuan yang ia miliki. Jadi istimewakan anak dengan cinta, beri dia banyak pelukan, ciuman, dan belaian lembut pada pundaknya. Jangan lupa untuk selalu memberitahu betapa kita mencintainya.

3.       Dengarkan Dengan Baik

Jika anak sedang berusaha memberi tahu sesuatu, berhentilah sejenak dan dengarkan apa yang ia katakan, meski kita tidak mengerti semua perkataannya. Ia perlu menyadari bahwa pemikiran dan perasaannya dihargai. Bantu ia merasa nyaman dengan emosi yang ia rasakan dengan membicarakannya.

4.       Tanamkan Keberanian Mengambil Resiko

Motivasi anak untuk mengeksplorasi sesuatu yang baru, seperti mencoba makanan yang berbeda, menemukan teman baru, atau mengendarai sepeda. Tentunya ada kemungkinan anak akan mengalami kegagalan, tetapi kesempatan untuk berhasil menjadi kecil jika tidak ada resiko yang harus diambil.

Misalnya, cobalah untuk tidak menengahi ketika anak mulai frustrasi saat mencari mainan barunya. Hal itu akan menumbuhkan ketergantungan dan mengurangi kepercayaan dirinya. Bangun penghargaan dirinya dengan menyeimbangkan kebutuhan orang tua untuk menjaganya dengan kebutuhan untuk mengatasi tugas baru.

5.       Biarkan Kesalahan Terjadi

Di saat anak sudah mendapat keberanian untuk mengambil resiko, kemungkinan baginya untuk melakukan kesalahan semakin terbuka lebar. Kesalahan yang ia lakukan merupakan pelajaran berharga untuk membangun kepercayaan dirinya.

Misalnya, bila anak meletakkan piring terlalu ke pinggir meja lalu terjatuh dan pecah, coba beri ia dorongan untuk berpikir tentang apa yang seharusnya ia lakukan di lain waktu agar tidak terjadi lagi. Dengan begitu, penghargaan terhadap dirinya tidak akan menurun dan ia akan memahami bahwa tidak apa sesekali berbuat kesalahan.

6.       Ajarkan Batasan-batasan

Tetapkan peraturan-peraturan yang masuk akal bagi anak. Misalnya, beri peraturan untuk makan di ruang makan. Jadi jangan biarkan anak makan di ruangan lain.

Mengetahui peraturan yang berlaku di keluarga membuat anak merasa terlindungi, tetapi diperlukan pengulangan yang konstan hingga ia dapat mulai menjalaninya sesuai ekspektasi. Bersikaplah jelas dan konsisten.

7.       Jangan Membandingkan

Komentar seperti “kenapa kamu tidak bisa bersikap sopan seperti Budi?”, hanya akan membuat anak merasa buruk tentang dirinya sendiri. Meskipun memberikan perbandingan yang positif, seperti “kamu adalah pemain terbaik” tetap akan berpotensi merusak karena seorang anak dapat mengalami kesulitan untuk menjalani hidupnya dengan citra semacam ini.

8.       Rayakan Pencapaian Nilai Positif

Sebagai orang tua perlu menyebutkan prestasi anak dengan spesifik. Seperti, “terima kasih telah menunggu antrian dengan sabar, ya”, dari pada hanya mengatakan “itu bagus”. Yang demikian akan meningkatkan pencapaian dan penghargaan diri yang ia rasakan, serta membuat ia mengetahui dengan tepat apa yang telah ia lakukan.

9.       Berikan Dukungan

Dukungan berarti menyadari kemajuan yang dicapai dan bukan hanya menghargai sebuah prestasi. Ada perbedaan antara pujian dan dukungan. Pujian itu mengapresiasi tugas yang dilakukan, sedangkan dukungan menghargai orang yang melakukannya. Kata-kata seperti “kamu berhasil melakukannya” adalah pujian, sedangkan “aku bangga padamu” adalah dukungan.

Perlu diingat, terlalu banyak pujian dapat melemahkan penghargaan diri karena menciptakan tekanan untuk tampil baik menurut pandangan orang lain. Jadi bagikan pujian dengan bijaksana dan berikan dukungan dengan murah hati. Melakukan keduanya akan membantu anak tumbuh dengan perasaan positif terhadap dirinya.

BERITA TERKAIT

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

Tips Bagi Mahasiswa untuk Produktif Setelah Libur Lebaran

  Setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri, baik pelajar maupun mahasiswa harus kembali ke aktivitas normal di sekolah maupun…

BERITA LAINNYA DI

40.164 Sekolah Miliki Siswa Berkebutuhan Khusus

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…

Perpusnas Bikin Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku

  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…

Mengajak Anak untuk Ikut Mudik, Perhatikan Hal Ini

  Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…