Sektor Rumah Tapak Diprediksi Masih Bertahan pada 2021

NERACA

Jakarta - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) memperkirakan rumah tapak dan logistik masih menjadi sektor properti yang bertahan pada 2021.

“Saya rasa dengan stimulus-stimulus yang diberikan oleh pemerintah, kemungkinan rumah tapak dan logistik masih menjadi sektor yang cukup bertahan dalam kondisi saat ini," ujar Head of Advisory JLL Vivin Harsanto dalam pertemuan media secara virtual di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (2/6).

Ia menambahkan saat ini belum terlihat kebangkitan pasar properti secara signifikan, namun paling tidak sudah terdapat pergerakan di beberapa sektor."Kendati demikian jika melihat sektor properti perkantoran, mal, dan hunian vertikal seperti kondominium mungkin masih membutuhkan waktu untuk kembali pulih," katanya.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti pemberian insentif PPN dan relaksasi loan to value (LTV) terlihat cukup memberikan dampak bagi pasar properti perumahan, khususnya rumah tapak.

Pengembang secara cermat mengambil peluang untuk menghabiskan stok produk rumah tapak ataupun kondominium yang hampir selesai dibangun atau siap huni, namun belum terjual.

Hal ini juga merupakan sebuah peluang bagi para pembeli untuk mendapatkan produk yang sudah terbangun dengan biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan pada kondisi normal.

Diharapkan pemerintah dapat memberikan stimulus untuk menggairahkan sektor properti lainnya.

Dalam kesempatan sama, Country Head JLL Indonesia James Allan menilai para investor dengan berhati-hati tetap aktif mencari peluang di tengah pandemi dan menaruh minat terhadap pasar properti di Indonesia, khususnya sektor perumahan, pergudangan dan pusat data.

"Di sisi lain, stimulus dan kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap sektor properti diharapkan dapat merangsang pasar," kata James.

Tingkat Okupansi Mal di Jakarta Stabil

Kemudian Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat tingkat okupansi pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta pada triwulan pertama tahun ini cenderung stabil.

"Kita melihat tingkat okupansi pusat perbelanjaan stabil pada angka 87 persen," ujar Head of Research JLL Yunus Karim.

Yunus menilai meskipun tetap terdapat penutupan toko, pembukaan toko cukup aktif terlihat di pusat perbelanjaan kelas menengah ke atas.

Hal tersebut mulai terlihat angka positif pada tingkat serapan sebesar 5.000 meter persegi yang didorong dengan ekspansi yang dilakukan peritel makanan dan minuman, diikuti peralatan rumah tangga dan perlengkapan olahraga.

"Di samping itu, kami melihat beberapa area bermain di pusat perbelanjaan sudah boleh dibuka hingga kapasitas 25 persen dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Yunus.

Dari harga sewa jika sebelumnya pada tahun lalu terjadi penurunan sebesar 1,2 persen, namun pada tahun ini sudah menuju stabilisasi harga sewa di angka 0 persen.

Sedangkan, terkait ketersediaan gerai di pusat perbelanjaan, saat ini terdapat stok sekitar 2,9 juta meter persegi dan hingga 2025 akan terdapat tambahan sebesar 300 ribu meter persegi.

Sebelumnya, JLL mencatat tingkat keterisian atau okupansi pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta sepanjang 2020 mencapai 87 persen, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 90 persen.

Kondisi tersebut terjadi karena adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 2020 untuk mencegah penularan COVID-19.

Pusat perbelanjaan sempat ditutup saat kebijakan PSBB. Mal baru diizinkan beroperasi kembali pada Juni 2020 secara terbatas baik kapasitas maupun jam operasional. Mohar

 

 

BERITA TERKAIT

Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN

  Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN NERACA Jakarta - PT. LG Electronics Indonesia (LG) baru saja…

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

BERITA LAINNYA DI Hunian

Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN

  Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN NERACA Jakarta - PT. LG Electronics Indonesia (LG) baru saja…

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…