WIKA Ikut Tawarkan Aset Tol Ke SWF

NERACA

Jakarta -Dalam rangka perkuat struktur permodalan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) akan menawarkan asset ruas tol ke Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau sovereign wealth fund (SWF). Dimana ruas tol yang kemungkinan akan masuk dalam LPI adalah Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Manado-Bitung.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan, penawaran atas aset-aset itu dilakukan untuk menambah modal operasional perusahaan. “Dengan ada LPI ini menjadi penyemangat kami untuk bisa membangun infrastruktur Indonesia, ini tentunya kami sudah mempersiapkan. Satu adalah jalan tol, kebetulan ada beberapa jalan tol yang sedang kita kerjakan maupun yang sudah kita kerjakan. Kita ingin sebagian bersama-sama dengan LPI atau INA," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan memang sudah mengklasifikasi sejumlah aset yang dimiliki untuk masuk ke lembaga investasi negara. Meski begitu, manajemen belum memutuskan aset mana saja yang akan ditawarkan kepada investor. Saat ini, manajemen sudah melakukan tahap evaluasi bersama sejumlah pihak berwenang terkait pemetaan aset untuk dimasukan ke LPI. Rencananya, dalam waktu dekat ini keputusan akan disampaikan manajemen.

Asal tahu saja, selain WIKA juga ada PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang juga menawarkan 21 tolnya ke SWF. Kemudian Agung Budi juga mengungkap, alasan perseroan untuk fokus menjadi pemain unggulan atau jawara (champion) dalam konstruksi industri dan mineral ke depannya."Selain berpengalaman untuk proyek-proyek konstruksi industri dan mineral, WIKA banyak memiliki mitra-mitra bagus dari luar. Kedua engineering kita sangat kuat karena memiliki divisi khusus untuk industri serta mineral," ujarnya.

Dengan klasterisasi yang baru, diharapkan  WIKA menjadi pemain unggulan di sektor industri dan mineral yang didukung oleh industri, mitra dan teknologi yang kuat serta WIKA juga memiliki industri-industri penunjang, baik itu dari produksi beton hingga fabrikasi baja sehingga tinggal dikelola di hulunya.

Untuk sektor konstruksi industri mineral, WIKA terakhir menggarap proyek pabrik feronikel di Halmahera Timur, kemudian WIKA juga sedang membangun smelter berteknologi Ausmelt di Bangka Barat, Sumatera. WIKA juga sedang mengerjakan smelter nikel yang cukup besar di Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan pihak swasta yang tentunya akan menyuplai kebutuhan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.

Sedangkan untuk konstruksi industri, WIKA menggarap pabrik Pupuk Sriwidjaja di Palembang, kemudian pabrik amonium nitrat dengan Pupuk Kalimantan Timur di Bontang, kemudian banyak proyek pabrik gula dan minyak yang pernah digarap oleh WIKA.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…