Kenaikan Harga Rumah Jadi Peluang Sektor Perumahan Tumbuh

NERACA

Jakarta - Direktur Utama Bank PT Bank Tabungan Negera (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengatakan kenaikan harga rumah menjadi peluang sektor perumahan untuk tumbuh positif setelah setahun lebih pandemi melanda.

Harga rumah secara nasional terus menunjukkan peningkatan mencapai 5,24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per Maret 2021 sejalan dengan peningkatan permintaan hunian di masa pandemi.

"Sejalan dengan kebutuhan rumah yang mendesak, serta berjalannya program vaksinasi, infrastruktur yang terus dibangun, stimulus dan subsidi di sektor perumahan dari pemerintah, dan ekosistem perumahan yang terus dikembangkan oleh Bank BTN, kami meyakini sektor perumahan nasional akan semakin terakselerasi," ujar Haru melalui keterangan di Jakarta, Minggu (25/4).

Hasil riset Housing Finance Center (HFC) milik BTN menunjukkan kenaikan harga rumah tersebut ditopang oleh pertumbuhan signifikan pada hunian tipe 70.

Menurut Haru, kenaikan harga rumah secara nasional yang terekam dalam BTN House Price Index (HPI) tersebut, sejalan dengan kebutuhan mendesak akan hunian di masa pandemi ini. Pasalnya, pandemi mengubah pola hidup masyarakat di mana mayoritas kegiatan dilakukan di rumah.

Sementara itu Investor Relations and Research Division Head Bank BTN Winang Budoyo merinci HPI nasional naik dari 170,12 di Maret 2020 menjadi 179,02 di bulan yang sama tahun ini.

Kenaikan harga rumah nasional per Maret 2021 tersebut ditopang oleh peningkatan signifikan di rumah tipe 70 sebesar 5,49 persen (yoy) dari 153,40 menjadi 161,82 per triwulan I 2021.

Peningkatan signifikan harga rumah di tipe 70 tersebut, lanjut Winang, bahkan lebih tinggi dari pada pertumbuhan sebelum pandemi yaitu sebesar 4,86 persen (yoy) pada Desember 2019.

"Vaksinasi COVID-19 sebagai salah satu program pemerintah sepertinya telah memberikan kepastian kondisi ekonomi ke depannya, sehingga masyarakat mulai percaya diri untuk kembali melakukan pembelian rumah," kata Winang.

Hasil riset HFC juga mencatat rumah tipe 36 dan 45 ikut konsisten menunjukkan peningkatan. Rumah tipe 36 terpantau naik 5,54 persen (yoy) per Maret 2021 menjadi 194,91 dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhannya pada Desember 2020 sebesar 4,26 persen (yoy).

Dampak COVID-19 memang sangat menekan masyarakat menengah ke bawah. Namun, dengan adanya subsidi dan stimulus pemerintah di sektor perumahan subsidi, membuat minat untuk memiliki rumah tipe tersebut tetap tinggi.

"Bahkan kenaikan harga rumah tipe 36 tersebut telah mendekati pertumbuhannya sebelum COVID-19 di Desember 2019 yang sebesar 5,55 persen year on year,” kata Winang.

Sementara itu rumah tipe 45 juga mengalami kenaikan sebesar 4,51 persen (yoy) menjadi 164,40 per Maret 2021. Kenaikan tersebut terekam lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 3,97 persen (yoy).

"Kenaikan harga tipe 45 yang mulai tumbuh menunjukkan masyarakat mulai bersiap untuk memasuki iklim investasi yang lebih baik," ujar Winang.

Berdasarkan data HPI BTN menunjukkan, Jabodetabek menjadi wilayah dengan pertumbuhan harga rumah tertinggi atau sebesar 5,88 persen (yoy) per triwulan I 2021. Secara provinsi, Sulawesi Utara menempati posisi nomor wahid dalam pertumbuhan harga rumah yang mencapai 8,95 persen (yoy) pada Maret 2021.

Pasar Properti Masih Tumbuh

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengatakan pasar properti di Indonesia saat ini masih tumbuh berdasarkan indeks harga rumah atau House Price Index (HPI) yang dibuat oleh perseroan.

Menurut Haru, HPI nasional per Maret 2021 mencapai angka 179, yang berarti selama tujuh tahun dengan variabilitas tiap tahun yang mungkin berbeda, HPI telah tumbuh dari 100 menjadi 179.

"Untuk melihat hanya posisi Maret 2021 secara year on year, maka ada kenaikan indeks sebesar 5,24 persen dibanding Maret tahun lalu. Angka ini menunjukkan bahwa sesungguhnya pasar properti adalah pasar yang tumbuh dan BTN kembali fokus pada sektor perumahan," ujar Haru saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (22/4).

HPI adalah indeks yang memaparkan perubahan harga rumah yang dibeli oleh konsumen. HPI dibuat oleh tim riset Housing Finance Center (HFC) BTN yang memberikan gambaran lebih detil mengenai tren pertumbuhan harga rumah yang lebih akurat dengan metode matched sales menggunakan data penyaluran KPR BTN di seluruh wilayah Indonesia.

"Jadi kita sudah melakukannya selama tujuh tahun. Artinya selama triwulan kita men-track harga penjualan rumah tipe kecil 36, tipe 45, tipe 70, dan non subsidi, berdasarkan harga yang matched, yang terjadi. yang riil. Kami track dari Januari 2014 dan kami kasih base 100," kata Haru. Mohar/Ant

 

BERITA TERKAIT

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

Okupansi Hotel Libur Lebaran Capai 80 Persen

NERACA Badung, Bali - Anggota holding BUMN InJourney, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) mencatat tingkat okupansi kamar hotel di kawasan the Nusa…

BERITA LAINNYA DI Hunian

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

Okupansi Hotel Libur Lebaran Capai 80 Persen

NERACA Badung, Bali - Anggota holding BUMN InJourney, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) mencatat tingkat okupansi kamar hotel di kawasan the Nusa…