Ini Jenis Penyakit Autoimun dan Gejalanya

Seorang guru di Sukabumi disebut mengalami kelumpuhan setelah menjalani vaksinasi Covid-19 kedua. Dia diagnosis mengalami penyakit autoimun.Penyakit autoimun memang kerap tak disadari atau bahkan dianggap 'penyakit biasa' yang bisa sembuh sendiri. Apa sebenarnya autoimun?

Penyakit ini merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh (sistem imun) secara keliru justru menyerang tubuh Anda. Pada umumnya, sistem imun bertugas untuk melindungi tubuh dari beragam kuman seperti bakteri dan virus. Dalam tubuh orang yang menderita penyakit ini, sistem imun berubah 'haluan' dengan menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Sistem imun akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi yang menyerang sel-sel sehat. Orang dengan penyakit autoimun rentan terserang infeksi, termasuk di antaranya Covid-19. Dalam rekomendasi PAPDI, orang dengan penyakit autoimun bisa mendapatkan vaksin Covid-19 jika penyakitnya sudah dinyatakan stabil sesuai rekomendasi dokter yang merawat.

Di dunia kedokteran ada lebih dari 80 penyakitautoimun. Kendati demikian, berbagai penyakit autoimun tersebut memperlihatkan beberapa gejala awal yang cenderung sama. Mengutip Healthline, gejala awal pada penyakit autoimun akan sangat mirip antara satu dengan yang lainnya, seperti berikut. Kelelahan, otot pegal, bengkak dan kemerahan, demam ringan. kesulitan berkonsentrasi, mati rasa dan kesemutan di tangan serta kaki, rambut rontok. ruam kulit. Setelah gejala awal muncul, biasanya masing-masing penyakit autoimun akan mulai memperlihatkan gejala khasnya. Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa jenis autoimun yang paling umum.

1. Diabetes tipe-1

Pankreas menghasilkan hormon insulin yang membantu tubuh mengatur kadar gula darah. Pada diabetes melitus-1, sistem kekebalan tubuh justru menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, ginjal, mata, dan saraf.

2. Rheumatoid arthritis

Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan tubuh menyerang sendi. Serangan ini menimbulkan ruam, demam, nyeri, dan rasa kaku pada persendian.

3. Psoriasis atau radang sendi

Pada penderita psoriasis, sel imunitas menyerang kulit sendiri sehingga membuat kulit memproduksi sel lebih cepat dibandingkan kondisi normal. Akibatnya, munculruam kemerahan dan sisik di kulit yang menimbulkan rasa gatal. Sel-sel kulit umumnya tumbuh dan luruh saat mereka tak lagi dibutuhkan. Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Sel-sel ini menumpuk dan membentuk bercak merah pada kulit. Sebanyak 30 persen penderita psoriasis mengalami pembengkakan, rasa kaku, dan nyeri pada persendian.

4. Multiple sclerosis

Multiple sclerosis merusak selubung mielin. Nama terakhir merupakan lapisan pelindung yang mengelilingi sel di dalam sistem saraf pusat Anda. Kerusakan ini menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemak, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.

5. Systemic lupus erythematosus

Pada tahun 1800-an, para ahli mendefinisikan penyakit lupus sebagai penyakit kulit yang timbul dengan ruam. Namun, penyakit ini justru memengaruhi banyak organ tubuh termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung. Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum dari penyakit autoimun satu ini.

6. Sjogren's syndrome

Penyakit autoimun ini bersifatnya kronis, bisa terjadi [dalam] jangka panjang, sistemik seperti lupus," ujar Alvina Widhani, dokter dari Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, beberapa waktu lalu.

Penyakit ini menyebabkan mata menjadi sangat kering. Umumnya, orang dengan Sjogren's syndrome akan merasa matanya perih seperti terbakar. Mata juga akan terasa gatal, utamanya setelah lama menatap layar komputer sehingga harus meneteskan obat tetes.

Tak hanya pada mata, ada juga penderita yang mengalami mulut kering, sulit menelan makanan tanpa air, perubahan pengecap, jamur di mulut, batuk kering, vagina kering, mudah lelah, nyeri sendi, hingga gangguan kognitif.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…