KKP Dorong Balai Perikanan Budidaya Tingkatkan Ekspor

 NERACA

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mendorong Balai Perikanan Budidaya mampu menjadi salah satu tumpuan peningkatan ekspor sektor kelautan dan perikanan serta pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Hal ini sejalan dengan komitmen KKP, dimana ada dua terobosan guna menggenjot subsektor perikanan budidaya, yakni pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan, serta pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal. Oleh karenanya peranan balai sangat diperlukan guna merealisasikan itu semua. Pasalnya balai bersentuhan langsung dengan masyarakat di daerah-daerah.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengungkapkan salah satunya seperti BBPBAP Jepara, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB harus terus fokus pada kegiatan perekayasaan serta juga harus menjadi bagian dalam pengembangan bisnis sehingga nantinya akan menggerakkan ekonomi masyarakat serta memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional.

Sebab, peran UPT selain melayani dan mendampingi masyarakat, juga sebagai agent of change serta pemberi solusi dan saat ini UPT juga harus dapat menjadi inkubator sekaligus akselerator bisnis di daerah.

 KKP siap mendorong untuk memaksimalkan keberadaan UPT DJPB agar menghasilkan inovasi-inovasi teknologi yang bernilai ekonomi, serta bisa diaplikasi dan ditiru oleh masyarakat. 

Sementara itu, guna pencapaian dua terobosan terkait perikanan budidaya tersebut, salah satunya melalui pengembangan pakan mandiri. Dan upaya yang telah dilakukan oleh BBPBAP Jepara lainnya adalah instalasi budidaya maggot.

Seperti diketahui, beberapa keunggulan maggot diantaranya memiliki kandungan protein 40-48% dan lemak 25-32%, produksi maggot tidak membutuhkan air, listrik dan bahan kimia serta infrastruktur yang digunakan relatif sederhana, sehingga teknologi produksi maggot dapat diadopsi dengan mudah oleh masyarakat. Maggot mempunyai peluang digunakan sebagai bahan baku alternatif pakan ikan dan dapat diproses menjadi tepung maggot (mag meal) sehingga dapat menekan biaya produksi pakan. Selain itu maggot mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya.

“Bisa dibayangkan jika semua pembudidaya mampu menghasilkan budidaya maggot, maka bukan hanya nilai ekonomi yang didapatkan tapi secara langsung kita berperan dalam penyelamatan bumi dari masalah limbah organik (zero waste),” papar Slamet.

 Slamet berharap, melalui inovasi teknologi BBPBAP Jepara seperti budidaya maggot dapat memudahkan perputaran ekonomi masyarakat pembudidaya dalam usaha budidaya yang berkelanjutan serta dapat memberikan multiplier effect terhadap perekonomian bagi masyarakat daerah.

Sementara itu, Kepala BPBAP Jepara, Sugeng Raharjo menegaskan bahwa pihaknya siap dan terus berupaya dalam rangka pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor serta pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya melalui kegiatan perekayasaan untuk menciptakan inovasi teknologi yang mudah ditiru oleh masyarakat pembudidaya. Melalui Tambak MSF diharapkan bisa mencetak generasi milenial sebagai tenaga yang siap diterjunkan ke masyarakat menjadi entrepreneur pelaku usaha budidaya udang yang profesional sehingga mendukung peningkatan produksi udang nasional.

Selain itu juga melalui program klaster tambak udang percontohan di Kabupaten Sukamara diharapkan memberikan multiplier effect dalam mendorong peningkatan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, mempercepat transfer teknologi kepada masyarakat serta perluasan kawasan budidaya udang yang mandiri, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

BBPBAP Jepara juga berperan dalam membantu menjaga kelestarian lingkungan dengan pemanfaatan limbah organik sebagai pakan maggot. Selain sebagai bahan baku produksi pakan mandiri, maggot menciptakan nilai tambah menjadi bahan makanan seperti crispy, minyak organik, dan sisa media budidaya maggot bisa digunakan untuk pupuk tanaman.

"BBPBAP Jepara membangun kemitraan dengan Bank-bank Sampah dari kelompok masyarakat di Jepara dan sekitarnya untuk pengembangan maggot dari hulu ke hilir. Selain itu juga membangun kemitraan dalam pengelolaan lingkungan terutama limbah organik sehingga menciptakan usaha baru bagi masyarakat di Jepara,” papar Sugeng.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…