Penjualan Domestik Melambat - Unilever Bukukan Penjualan Bersih Rp 10,28 Triliun

NERACA


Jakarta – Performance kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih terkoreksi. Dimana di kuartal pertama 2021, laba yang berhasil dihimpun turun 8,83% year on year menjadi Rp 1,69 triliun dari priode yang sama tahun lalu Rp 1,86 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan di publikasi di Jakarta, kemarin.

Selain laba, penjualan bersih terkoreksi 7,80% menjadi Rp10,28 triliun dibandingkan Rp11,15 triliun pada kuartal I/2020. Selanjutnya laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) turun 7,67% secara tahunan (yoy) menjadi Rp2,48 triliun dari sebelumnya Rp2,69 triliun. Perseroan mengungkapkan, penjualan bersih dari dalam negeri masih mendominasi total pendapatan Unilever.

Tercatat penjualan dalam negeri senilai Rp9,82 triliun atau turun 7,58% yoy dari sebelumnya Rp10,63 triliun. Sedangkan penjualan ekspor senilai Rp458,05 miliar lebih rendah 12,19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp521,69 miliar. Sementara itu, total aset Unilever tumbuh 5,41% sejak akhir 2020 menjadi Rp21,64 triliun. Kenaikan itu diiringi oleh pertumbuhan ekuitas sebesar 32,88% yoy menjadi Rp6,56 triliun sedangkan liabilitas dapat ditekan 3,28% menjadi Rp15,08 triliun.

Kata Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti, meski masih penuh tantangan, tahun 2021 diharapkan menjadi tahun pemulihan. “Kami optimis dapat mengatasi berbagai tantangan dan siap menyambut dengan maksimal begitu momentum pemulihan ekonomi tiba," ujarnya.

Menurut Ira, dengan mengandalkan inovasi yang tepat sasaran, perseroan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen saat ini dan terus berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang. Dirinya menjelaskan, tiga prioritas utama agar perseroan tetap fokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis yaitu ketersediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, keselamatan dan kesejahteraan karyawan.

Di tengah pertumbuhan penjualan domestik yang melambat pada triwulan I 2021, Unilever Indonesia tetap mampu meningkatkan marjin laba sebelum pajak melalui optimalisasi dalam beberapa aspek, termasuk efisiensi pada operasional perusahaan. Untuk mendorong agar pemulihan ekonomi bisa semakin positif, Unilever menyiapkan beberapa produk unggulan yang dikemas ekonomis agar terjangkau oleh masyarakat.

Strategi lain yang dilakukan Unilever yaitu meluncurkan Muslim Centre of Excellence (MCOE), yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah karena sejalan dengan visi Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2024. Melalui Unilever MCOE, perseroan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen muslim di Indonesia, dan sekaligus menangkap peluang ekspor ke pasar global.

Analis pasar modal Sukarno Alatas mengatakan, agar kinerja Unilever tetap terjaga yang perlu dilakukan adalah fokus efisiensi biaya, melakukan diversifikasi produk jika diperlukan. Sehingga produknya tetap diminati konsumen yang cenderung sensitif terhadap harga di tengah pandemi.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…