Impor Maret 2021 Naik 26,55 Persen

NERACA

Jakarta - Kenaikan ekspor Maret 2021 turut diimbangi permintaan impor Indonesia yang juga meningkat. Impor Indonesia pada Maret 2021 mencapai USD16,79 miliar atau naik cukup signifikan sebesar 26,55 persen dibandingkan Februari 2021.

Nilai tersebut naik sebesar 25,73 persen jika dibandingkan Maret 2020. Peningkatan kinerja impor di Maret 2021 dipicu lonjakan impor migas sebesar 74,74 persen (MoM) menjadi USD2,28 miliar dan kenaikan impor nonmigas 21,30 persen MoM menjadi USD14,51 miliar.

“Nilai impor Maret 2021 ini merupakan nilai impor bulanan tertinggi sejak Januari 2019. Hal ini menandakan bahwa aktivitas perekonomian nasional mulai pulih,” jelas Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Jika dibandingkan Februari 2021, lanjut Lutfi, impor seluruh golongan penggunaan barang mengalami peningkatan. Mendag menyampaikan, pertumbuhan impor tertinggi Maret 2021 terjadi pada impor bahan baku/penolong yang naik sebesar 31,10 persen MoM.

Kenaikan impor bahan baku/penolong ini juga sejalan dengan peningkatan kegiatan sektor industri yang ditunjukkan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2021 yang berada pada level 53,2 indeks poin.

Beberapa produk impor bahan baku/penolong yang mengalami kenaikan cukup tinggi pada Maret 2021, antara lain crude petroleum oil, bahan bakar mineral (RON 92 unblended dan RON 88 unblended), tepung kedelai untuk pakan ternak, dan besi baja.

Peningkatan impor barang konsumsi menempati peringkat berikutnya dengan pertumbuhan sebesar 15,51 persen (MoM). Barang konsumsi yang mengalami kenaikan tertinggi, di antaranya vaksin (102,38 persen MoM), susu/krim bubuk (106,56 persen MoM), raw sugar (2.166,67 persen MoM), mesin pendingin udara/AC (31,08 persen MoM), dan jeruk mandarin (328,57 persen MoM).

Selain impor raw sugar yang mengalami kenaikan yang tinggi, impor daging sapi dan bawang putih juga menunjukkan kenaikan masingmasing sebesar 45,14 persen dan 384,62 persen (MoM).

“Kenaikan impor gula, daging sapi, dan bawang putih ini merupakan langkah antisipasi pemerintah dalam menjamin kecukupan pasokan dan stabilitas harga bahan pangan pada Ramadan hingga Idulfitri,” tegas Lutfi.

Sementara itu, kata Lutfi, “impor barang modal tumbuh 11,85 persen MoM, didorong kenaikan kapal tanker di atas 50.000 GT (588,18 persen MoM), laptop (44,03 persen MoM), mesin pengeruk (94,03 persen MoM), dan mesin lainnya untuk penerima panggilan, konversi dan transmisi (229,66 persen MoM).

Ditinjau dari negara asal, lanjut Lutfi, RRT masih menjadi negara asal impor terbesar bagi Indonesia pada periode Maret 2021 dengan nilai mencapai USD3,98 miliar atau 27,44 persen dari total impor Indonesia. Produk impor tertinggi dari RRT adalah vaksin dan jeruk mandarin.

Sementara itu, impor dari Korea Selatan pada Maret 2021 ini juga melonjak 75,97 persen dibanding Februari 2021 yang dipicu peningkatan impor kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) dan produk kimia (HS 38).

Selain Korea Selatan, impor dari India juga menunjukkan kenaikan yang tinggi sebesar 111,53 persen (MoM) yang diakibatkan oleh naiknya impor raw sugar sebesar 17.449,73 persen (MoM) dan ampas/sisa industri makanan (HS 23) sebesar 241,72 persen (MoM).

“Secara kumulatif, total impor Indonesia pada Januari─Maret 2021 ini tercatat USD43,38 miliar atau naik 10,76 persen (YoY). Pertumbuhan impor tersebut disebabkan naiknya impor nonmigas sebesar 13,06 persen, sementara impor migas turun 3,86 persen (YoY),” papar Lutfi.

Harga Bapok Terpantau Stabil

Disisi lain, Lutfi juga mengungkapkan ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok (bapok) di bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri. "Secara keseluruhan, harga bapok saat ini terpantau stabil," jelas Lutfi.

Lutfi menilai, cukup wajar jika terjadi sedikit kenaikan harga bapok, seperti daging ayam dan telur ayam. “Kenaikan harga selama Ramadan dan Idulfitri cukup wajar jika tidak signifikan. Di luar itu, Kemendag akan mengupayakan harganya tetap stabil,” ujar Lutfi.

Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi memastikan bahwa pasokan kebutuhan bahan pokok untuk puasa dan lebaran 2021 dalam kondisi aman. Selain itu, ia memastikan bahwa harga-harga yang ada juga masih dalam posisi stabil.

"Memang sempat ada kenaikan harga, tetapi selama bulan ramadhan akan kembali turun, lalu naik lagi pada 3 hari sebelum lebaran dan turun lagi setelah lebaran. Walaupun begitu masyarakat tidak perlu khawatir. Bahkan catatan kami, sekarang cabai rawit sudah turun," kata Agung.

Di sisi lain, lanjut Agung, pemerintah melalui rapat koordinasi antar Menteri telah memutuskan untuk mengimpor tiga komoditas sebagai pasokan dalam memenuhi kebutuhan. Tiga komoditas itu diantaranya daging sapi, gula pasir dan bawang putih.

"Untuk komoditas impor semua sudah kita tetapkan melalui rapat koordinasi. Misalnya untuk bawang daging sapi dan gula putih. Semua yang terkait dengan importasi saya pastikan aman. Bahkan, bersasarkan identifikasi, sapi lokal kita mulai naik, yakni 188 ribu ekor dan pada april akan menghasilkan 14 ribu ton," pungkas Agung.

 

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…