Perunggasan Nasional Harus Berdaya Saing

Bandung – Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mendukung kegiatan usaha perunggasan nasional. Tujuannya, agar tercipta iklim usaha yang efektif dan efisien serta dapat lebih berdaya saing sehingga dapat menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga daging ayam ras.

NERACA

Berdasarkan data Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia bahwa perkembangan harga ayam hidup di tingkat peternak (farmgate) dalam lima tahun terakhir cenderung bergerak fluktuatif. Rata-rata harga nasional sepanjang 2021 berkisar antara Rp19.100/kg—Rp19.450/kg.

Harga ini berada di batas bawah harga acuan Permendag Nomor 7 Tahun 2020, yaitu Rp19.000/kg. Sementara, ratarata harga eceran daging ayam ras pada Februari 2021 sebesar Rp33.300/kg, turun 3,2 persen dibanding Januari 2021.

Kemudia, berdasarkan realisasi daging ayam ras tahun 2020, tercatat surplus sebesar 500.000 ton. Sedangkan berdasarkan prognosa daging ayam ras pada 2021, diperkirakan surplus sekitar 800 ribu ton atau sekitar 25 persen dari total kebutuhan.

“Kondisi kelebihan suplai tersebut mempengaruhi turunnya harga ayam hidup di tingkat peternak. Perbandingan harga dengan produksi ayam hidup di tingkat peternak menunjukkan kecenderungan harga akan naik saat volume produksi rendah dan sebaliknya. Data harga ayam hidup dibandingkan surplus bulanan menunjukkan kelebihan suplai tertinggi terjadi pada Februari 2021 yang berakibat turunnya harga ayam hidup di tingkat peternak,” papar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga

Jerry pun menjelaskan, upaya penyerapan surplus daging ayam pada Februari 2021 oleh integrator terkendala kapasitas ruang pendingin (cold storage) yang tidak seimbang dengan surplus produksinya.

Kapasitas cold storage integrator sebesar 20.500 ton setara 6,1 persen dari rata-rata produksi bulanan sebesar 333.850 ribu ton atau hanya 30,7 persen dari rata-rata surplus produksi bulanan 66.667 ton. Wamendag mengimbau agar perusahaan integrator dapat membantu Pemerintah dalam menjaga iklim usaha perunggasan nasional.

“Salah satunya, dengan menyediakan ayam berumur satu hari (Day old chicken/DOC) dan pakan berkualitas dengan harga terjangkau, baik bagi peternak plasma maupun peternak mandiri. Hal ini memperhatikan keluhan peternak mandiri terhadap tingginya harga DOC dan pakan, serta kesulitan peternak mandiri dalam mendapatkan DOC dalam jumlah yang cukup dan berkualitas baik,” ungkap Jerry.

Jerry membenarkan, Pemerintah menyadari peran penting kolaborasi antarpelaku usaha broiler nasional dalam menjamin ketersediaan daging ayam ras. Untuk itu, Kemendag memerlukan masukan yang dapat memberkan solusi guna menjaga iklim usaha broiler yang sehat dan adaptif, serta mengesampingkan ego sektoral.

Tujuannya, agar dapat terwujud perekonomian perunggasan yang andal dan berkelanjutan. Untuk itu, Kemendag berkomitmen mendukung dan memonitor perkembangan harga dan ketersediaan stok.

“Pemerintah memerlukan dukungan dari seluruh pelaku perunggasan nasional, baik perusahaan integrator maupun peternak mandiri sebagai penyangga ekonomi bangsa. Untuk itu, kita harus bahu membahu, bersama-sama dalam mengembangkan iklim usaha perunggasan nasional yang kondusif dan berkeadilan, agar perunggasan nasional dapat bangkit, baik di pasar domestik, maupun di pasar global,” jelas Jerry.

Disisi lain, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mendukung penuh langkah strategis dari Koperasi Pinsar Unggas Nasional Sejahtera yang masuk ke usaha pembibitan Grand Parent Stock (GPS) ayam petelur (Layer).

"Hal ini diharapkan bisa menjadi alternatif dan solusi bagi usaha peternakan ayam yang selama ini dikuasai perusahaan-perusahaan besar," kata MenkopUKM, dalam peresmian Breeding Farm Grand Parent Stock (GPS) ayam petelur (Layer) Koperasi Pinsar Unggas Nasional Sejahtera, di Kabupaten Subang.

Menurut Teten, koperasi perunggasan yang masuk ke bisnis hulu, khususnya pembibitan GPS adalah yang pertama kali di Indonesia. Usaha seperti ini sebelumnya dikuasai perusahaan besar maupun perusahaan asing.

Teten optimis kehadiran koperasi bisa menjadi solusi. Selama ini, peternak mandiri berjalan sendiri-sendiri, sehingga sudah saatnya untuk bersatu dalam wadah koperasi.

“Hadirnya koperasi Pinsar diharapkan bisa menjawab kebutuhan peternak-peternak mandiri, khususnya dalam pengadaan anak ayam,” tegas Teten.

Teten meyakini Koperasi Pinsar ini bisa menjadi sentra peternakan ayam dan telur. Apalagi, wilayah Subang dekat dengan Jabodetabek yang merupakan pasar terbesar akan kebutuhan ayam dan telur.

Sehingga dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM takkan membiarkan para peternak kecil-kecil, atau petani-petani berlahan sempit, berjalan sendiri-sendiri. Sudah saatnya bergabung dalam kelembagaan koperasi agar usahanya bisa masuk skala ekonomi.

"Koperasi bisa menjadi offtaker yang akan berhubungan dengan market. Bahkan, pembiayaan di sisi hulu akan lebih mudah karena ada kepastian pembelian produk. Selama ini perbankan menganggap ini sebagai pembiayaan berisiko," pungkas Teten.

 

 

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…