Optimisme Kinerja Perdagangan

Pada Januari 2021, kinerja ekspor Indonesia mencapai USD 15,3 miliar atau meningkat 12 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (YoY). Ekspor Indonesia di awal 2021 menunjukkan kinerja yang cukup baik, meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19.

NERACA

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi  menjelaskan, ekspor nonmigas Januari 2021 meningkat sebesar 12,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Bahkan, nilai ekspor nonmigas Januari 2021 lebih tinggi dibandingkan ekspor nonmigas periode yang sama selama lima tahun terakhir.

Lebih lanjut, kinerja ekspor Januari 2021 yang baik terutama disebabkan adanya peningkatan harga komoditas internasional. Indeks harga komoditas energi pada Januari 2021 meningkat sebesar 10,0 persen (MoM). Selain itu, indeks harga nonenergi tumbuh sebesar 4,4 persen (MoM) dan indeks harga logam mulai tumbuh sebesar 1,1 persen (MoM).

Sejumlah produk ekspor yang mengalami peningkatan harga internasional adalah komoditas perkebunan, seperti minyak kernel sawit, teh, kopra, dan karet. Selain itu, komoditas pertambangan, seperti batubara, bijih besi, tembaga, timah, dan nikel. Ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa pasar utama pada Januari 2021 masih mengalami peningkatan, antara lain ekspor nonmigas ke Thailand tercatat naik 14,7 persen (MoM) dan Australia tercatat naik 10,0 persen (MoM).

Peningkatan ekspor ke Thailand diakibatkan adanya peningkatan ekspor produk besi dan baja (HS 72) empat kali lipat menjadi USD 12,8 miliar pada Januari 2021 dibandingkan Desember 2020 sebesar USD 3,1 juta. Selain itu, tembaga dan barangbarang terkait (HS 74) meningkat tiga kali lipat menjadi USD 28,3 juta dibanding

Desember 2020 sebesar USD 10,3 juta. Mendag menjelaskan, ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan emerging markets dan developing economies mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada Januari 2021, ekspor nonmigas ke kawasan Afrika Selatan mengalami peningkatan sebesar 138,5 persen (YoY), Eropa Timur sebesar 127,9 persen (YoY), dan Afrika Timur sebesar 57,7 persen (YoY).

“Kondisi pandemi yang mulai membaik di kawasan Afrika Selatan mendorong permintaan konsumsi di kawasan tersebut. Pemerintah Afrika Selatan sudah mengizinkan perjalanan normal dan mencabut larangan perjalanan di daerah perbatasan, khususnya Zimbabwe, Mozambik, dan Botswana. Membaiknya kondisi permintaan juga dirasakan di kawasan Eropa Timur, seperti Republik Ceko, Estonia, Lithuania, dan Slovenia,” papar Lutfi.

Lutfi pun mengatakan, neraca perdagangan pada Januari 2021 kembali mengalami surplus yang cukup tinggi sebesar USD 1,96 miliar. Ini merupakan surplus Januari tertinggi sejak Januari 2014. Surplus perdagangan Januari 2021 disumbang oleh surplus neraca nonmigas sebesar USD 2,6 miliar dan defisit neraca migas sebesar USD 668,1 juta.

“Kita mengawali tahun 2021 dengan cukup baik. Kinerja neraca perdagangan luar negeri Indonesia masih terus melanjutkan tren surplus bulanan yang terjadi sejak bulan Mei 2020. Pada Januari 2021, neraca perdagangan kembali tercatat mengalami surplus sebesar USD 1,96 miliar,” kata Lutfi.

Menurut Lutfi, komoditas penyumbang surplus Januari 2021 antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), dan alas kaki (HS 64). Sementara itu, negaranegara mitra dagang utama Indonesia yang menjadi penyumbang surplus nonmigas terbesar Januari 2021 yaitu Amerika Serikat (AS), India, Filipina, Jepang, dan Malaysia. “Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 lebih baik dibanding Januari tahun 2019 yang mengalami defisit sebesar USD 1,0 miliar dan Januari 2020 yang mengalami defisit sebesar USD 0,6 miliar,” kata Mendag. Menurut Mendag, surplus Januari 2021 menunjukkan perbaikan neraca perdagangan karena adanya kenaikan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan kinerja impor yang masih menunjukkan penurunan.

Nilai impor Indonesia Januari 2021 tercatat sebesar USD 13,34 miliar atau turun sebesar 7,59 persen dibanding Desember 2020. Pelemahan kinerja impor Indonesia pada Januari 2021 terutama didorong penurunan impor nonmigas sebesar 9 persen (MoM).

Sementara itu, impor migas mengalami kenaikan sebesar 4,73 persen (MoM) akibat adanya lonjakan impor minyak mentah sebesar 73,90 persen (MoM).

“Ditinjau dari golongan penggunaan barang (BEC), penurunan impor Indonesia Januari ini terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kontraksi impor terdalam terjadi pada impor barang modal yang turun 21,23 persen (MoM). Kemudian, diikuti penurunan impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong sebesar 17 persen dan 2,62 persen (MoM),” jelas Lutfi.

Sementara itu, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Kasan menambahkan, menjaga pasar dan ekspor produk utama Indonesia, serta meningkatkan penetrasi ke pasar nontradisional juga merupakan bagian dari strategi perdagangan luar negeri yang akan ditempuh saat ini.

“Nilai ekspor ke pasar-pasar nontradisional relatif belum signifikan, tetapi pasar nontradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin memiliki potensi yang cukup besar,” kata Kasan.

Kasan juga mengatakan, melalui program peningkatan ekspor, Kemendag terus berupaya meningkatkan ekspor produk-produk yang bernilai tambah.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…