Diakuisisi Michelin, Multistrada Ajukan Go Private

NERACA

Jakarta -Pasca diakuisisi Michelin, emiten produsen ban kendaraan bermotor PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengungkapkan rencana melakukan penghapusan saham tercatat secara sukarela dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dalam suratnya kepada otoritas bursa, perseroan menyampaikan rencana melakukan voluntary delisting dari Bursa Efek Indonesia dan go private. Berdasarkan hal itu, maka BEI memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek MASA di pasar yang efektif mulai sesi I perdagangan selasa 2 Maret 2021. Bursa meminta kepada pihak-pihak terkait untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.  

Adapun, rencana perseroan melakukan voluntary delisting itu menyusul aksi akuisisi saham perseroan oleh pabrikan ban asal Prancis, Michelin pada 6 Maret 2019. Dalam transaksi itu, Compagnie Generale Des Etablissments Michelin atau lebih dikenal Michelin mengakuisisi 87,58% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan atau setara 8.042.922.431. Transaksi itu senilai senilai US$439 juta.

Michelin membeli saham MASA antara lain dari Pieter Tanuri dan PT Central Sole Agency yang sebelumnya merupakan pengendali MASA dan Windsor Investment Fund Ltd yang merupakan pemegang saham utama MASA lainnya dengan harga Rp843 per saham. Dengan demikian, komposisi pemegang saham MASA setelah transaksi saat itu sebesar 87,58% oleh Michelin yang langsung menjadi pengendali saham baru atas MASA dan saham publik sebesar 12,41%.

Namun per 31 Januari 2021, komposisi pemegang saham MASA berubah drastis dengan Michelin menggenggam 99,64% saham atas MASA, sedangkan publik hanya tersisa 0,36%. Jumlah itu pun jauh dari ketentuan ketentuan free float atau jumlah saham beredar minimum 7,5% dari BEI. Pada penutupan perdagangan Senin (1/3), saham MASA parkir di level Rp1.360 per saham, naik 6,25%. Total kapitalisasi pasar MASA sebesar Rp12,49 triliun.

Asal tahu saja, pasca diakuisisi Michelin, MASA akan perluas pabrik. Presiden Direktur Multistrada Arah Sarana Pieter Tanuri pernah bilang, dari akuisisi tersebut Michelin pun membeli 50 hektare lahan milik Multistrada. Lahan tersebut berpotensi digunakan untuk perluasan pabrik. “Jadi Michelin sudah memiliki 50 hektare, ditambah lagi itu dari akuisisi sehingga jumlahnya 100 hektare nanti. Dia punya potensi untuk memperluas usaha sehingga perusahaan ini akan bertumbuh nanti ke depannya dan ujungnya adalah penambahan tenaga kerja,” ungkap Pieter.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…