Laba Bersih Bank Woori Bersaudara Naik 7,41%

NERACA

Jakarta – Lesunya bisnis perbankan akibat dampak pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi pencapaian kinerja keuangan PT Bank Woori Bersaudara Indonesia Tbk (SDRA). Dimana perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp536,001 miliar pada akhir tahun 2020 atau tumbuh 7,41% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp499,79 miliar. Sehingga, laba per saham dasar naik menjadi senilai Rp81,45 dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat senilai Rp75,95. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan diaudit di Jakarta, kemarin.

Sementara total pendapatan bunga bersih sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp1,247 triliun atau tumbuh 12,03% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp1,113 triliun. Sedangkan pendapatan dan beban operasional lainnya sebesar Rp542,67 miliar atau tumbuh 26,34% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp429,62 miliar. 

Sehingga laba operasional bersih tercatat sebesar Rp704,38 miliar atau tumbuh 3,07% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp683,46 miliar. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp18,48 triliun atau turun 3,9% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp19,23 triliun. Tapi, total kredit yang digulirkan perseroan tercatat sebesar Rp30,01 triliun atau tumbuh 12,52% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp26,67 triliun,

Kemudian aset perseroan tercatat sebesar Rp38,053 triliun atau tumbuh 2,18% dibanding akhir tahun 2019 yang tecatat sebesar Rp36,94 triliun. Selanjutnya, KPMM turun menjadi 19,98%, NPL Gross membaik menjadi 1,4%, NPL Netto membaik menjadi 0,55%, ROA 1,84%, ROE 10,98%, NIM 3,8%. Hanya saja LDR membengkak menjadi 162,29%.  

Dihadapkan pandemi Covid-19, perseroan masih optimis bisa menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 tanpa adanya aksi korporasi alias secara organik. Menurut Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi seperti dikutip investor, id, kenaikan kelas ini membuat prospek bank Woori menjadi lebih baik. Namun sayangnya, jika dilihat dari likuiditas sahamnya di pasar, masih kurang menarik. “SDRA memiliki market capitalizations lebih rendah dari kompetitornya, sehingga membuat pergerakan harga saham tidak begitu likuid,” kata Lanjar Nafi.

Kapitalisasi pasar Bank Woori Saudara saat ini sebesar Rp 1,59 triliun. Sedangkan di industri, menempati peringkat 21 dari 46 secara kapitalisasi. Sementara, peringkat kapitalisasi pasar terhadap semua perusahaan yang tercatat di BEI berada di 159 dari 721. Lanjar menyebutkan, harga saham SDRA, secara price to book value (PBV), valuasinya cukup rendah dibanding kompetitor, yaitu berada di -1 standar deviasi selama setahun. Adapun pada perdagangan Rabu (10/2), SDRA ditutup menguat Rp 1 (2,05%) ke posisi Rp 745.

 



BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…