Optimalkan PBK, SRG, dan PLK - Kemendag Gandeng Aprindo

NERACA

Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan perdagangan berjangka komoditas (PBK), sistem resi gudang (SRG), dan pasar lelang komoditas (PLK) untuk mempersingkat rantai perdagangan. Salah satunya dengan menandatangani perjanjian kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di kantor Bappebti.

Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Kepala Bappebti Sidharta Utama dan Ketua Aprindo Roy Mandey. Penandatanganan disaksikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Pengamanan Pasar Sutriono Edi, Sekretaris Jenderal Aprindo Solihin.

“Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, para pelaku usaha di dunia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan komoditas atau produk yang dibutuhkan. PBK, SRG, dan PLK diharapkan dapat mempersingkat mata rantai perdagangan dan mendorong pelaku usaha agar lebih profesional dalam berproduksi,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.

Jerry mengatakan, pengembangan PBK, SRG, dan PLK akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan sektor industri dan perdagangan yang berbasis sumber daya lokal. Selain itu, juga akan memberikan efek positif kepada produsen komoditas seperti petani, peternak, nelayan, dan masyarakat lainnya.

“Kami berharap penandatanganan perjanjian kerja sama ini dapat meningkatkan pemahaman tentang PBK, SRG, dan PLK.. Sehingga, ketiga sistem tersebut dapat disinergikan dan diimplementasikan dengan optimal oleh para pelaku usaha ritel,” kata Jerry.

Lebih lanjut, menurut Jerry, Aprindo merupakan mitra strategis Kementerian Perdagangan dalam mengoptimalkan peran PBK, SRG, dan PLK. Sebab, Aprindo merupakan wadah perkumpulan yang beranggotakan perusahaan-perusahaan ritel lokal dan nasional.

"SRG diharapkan digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, khususnya para petani. Komoditas petani disimpan untuk dijual dengan harga potensial sehingga dapat memberikan keuntungan bagi petani," harap Jerry.

Menurut Jerry, SRG telah dilaksanakan di sejumlah wilayah di Indonesia dengan jumlah 158 gudang yang terdiri atas milik pemerintah dan swasta. Hingga 2020, terdapat 85 pengelola gudang SRG yang telah mendapatkan persetujuan dari Bappebti dan terdapat 52 Lembaga penilaian kesesuaian SRG yang mendukung pelaksanaan SRG di Indonesia.

Selama tiga tahun terakhir pemanfaatan SRG terus menunjukkan pertumbuhan positif. Tercatat pada 2019 nilai transaksi SRG mengalami pertumbuhan sebesar 11 persen dari tahun sebelumnya.

Selain itu, Jerry menjelaskan, pada 2020 nilai pembiayaan yang disalurkan telah mencapai Rp114,31 miliar atau naik 70 persen dibandingkan tahun 2019.

“Adapun jenis komoditas yang telah diterbitkan resi gudanya juga semakin beragam, antara lain gabah atau beras, jagung, kopi, kakao, rumput laut, rotan, lada, garam, timah, ikan, dan ayam karkas beku,” papar Jerry.

Sementara itu, Kepala Bappebti Sidharta Utama menambahkan, penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilandasi semangat gotong royong. Aprindo dengan jumlah anggota dan jaringan ritelnya yang luas di seluruh Indonesia dapat membantu para petani komoditas pangan, perkebunan, atau kelautan. Salah satunya, dengan mengambil produk komoditasnya dari SRG atau PLK.

“Para pelaku usaha nantinya bisa mendapatkan produk-produk yang berkualitas melalui SRG dan PLK. Sementara itu, para petani mendapatkan kepastian pasar dari produk yang dihasilkan. Misalnya, bawang merah dari Brebes, kopi Gayo dari Aceh, dan cokelat dari Makassar,” ujar Sidharta.

Sidharta mengungkapkan, ketersediaan pasokan dalam mata rantai perdagangan adalah suatu keunggulan. Selain itu, manajemen logistik yang dikelola secara rapi dan tepat waktu dalam pengiriman dapat menurunkan biaya logistik secara nasional. Hal itu akan berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok di tingkat regional dan internasional.

“PBK merupakan sarana pelindung bagi para pemain pasar fisik untuk meminimalisasi kerugian. Para pengusaha yang bergerak di bidang komoditas dapat mendapatkan barang di pasar lelang, kemudian menyimpannya di resi gudang, serta melakukan hedging di perdagangan multilateral melalui bursa berjangka. Dibutuhkan komitmen dari semua pihak untuk mengimplementasikan PBK, SRG, dan PLK,” jelas Sidharta.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…