15 Ribu Penyintas Covid-19 Telah Donorkan Plasma

Terapi plasma darah konvalesen terus menjadi salah satu opsi pemulihan pasien Covid-19. Hingga saat ini, tercatat ada sekitar 15 ribu penyintas Covid-19 yang telah mendonorkan plasmanya. "Total seluruhnya kurang lebih 15 ribu pendonor yang sudah mendonorkan plasmanya," ujar Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat, dr Linda Lukitasari Waseso dalam sesi talkshow daring, Senin (1/3).

Keberadaan belasan ribu pendonor ini diklaim mampu memenuhi kebutuhan plasma untuk pasien Covid-19. Hingga 28 Februari 2021, PMI sendiri mencatat telah mengirimkan sekitar 21.130 kantung plasma ke seluruh Indonesia. "Memenuhi (kebutuhan plasma). Sampai saat ini, ketersediaan plasma yang ada di kami masih bisa memenuhi kebutuhan di rumah sakit," ujar Linda.

Permintaan plasma per hari sendiri akan berbeda dari hari ke hari. Namun, jika dihitung rata-rata, PMI umumnya mampu memenuhi kebutuhan 50-80 kantung plasma per hari. Terapi plasma darah sendiri merupakan salah satu opsi pengobatan untuk infeksi virus corona penyebab Covid-19. Studi terbatas menunjukkan terapi plasma dapat membantu pemulihan pasien Covid-19 dengan kondisi tertentu.

Terapi ini memanfaatkan antibodi yang terdapat dalam plasma darah. Antibodi ini diambil dari pasien yang sudah sembuh dari Covid-19, lalu disuntikkan ke tubuh orang yang masih terinfeksi Covid-19. Dengan antibodi yang sudah terbentuk dari pendonor, tubuh pasien yang masih terinfeksi dapat melawan virus corona.

Penyintas atau survivor Covid-19 sudah termasuk dalam jadwal orang yang boleh menerima vaksin. Hanya saja, penyintas Covid-19 diperbolehkan untuk melakukan vaksinasi setelah tiga bulan dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Apa alasannya?

Dokter spesialis penyakit dalam Eka Ginanjar menjelaskan sejumlah alasan penyintas Covid-19 boleh divaksin setelah tiga bulan. "Kekebalan tubuh itu didapatkan dengan dua cara yaitu aktif saat pasien sembuh dari terinfeksi dan pasif saat diberikan virus inaktif atau vaksin," kata Eka

Pada saat tubuh terinfeksi Covid-19 dan sembuh, tubuh membentuk antibodi dengan sendirinya. Dalam kurun tertentu, biasanya tiga bulan, titer antibodi biasanya mengalami penurunan. Namun, kondisi ini berbeda-beda pada setiap penyintas.Penyintas dengan titer antibodi yang menurun, ada baiknya divaksin kembali untuk meningkatkan titer antibodi tersebut. "Kalau titer antibodinya turun, bisa kita berikan (vaksin)," kata Eka.

Penurunan titer antibodi berbeda-beda setiap orang. Beberapa penyintas masih memiliki titer antibodi yang tinggi setelah berbulan-bulan sembuh dari Covid-19. Misalnya, seperti yang terjadi pada Wali Kota Bogor Bima Arya yang masih memiliki titer antibodi yang tinggi setelah berbulan-bulan sembuh dari Covid-19. Bima tidak mendapatkan vaksin karena masih memiliki antibodi yang tinggi. "Ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuhnya," ujar Eka.

Untuk memastikan keberadaan antibodi, Eka menyarankan penyintas untuk melakukan pengecekan titer jika memungkinkan. "Idealnya, penyintas yang sudah divaksin dicek terlebih dahulu titer antibodinya," ucap Eka.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…