Pekerja Maritim vs Vaksinasi Covid-19

 

Oleh: Siswanto Rusdi

Direktur The National Maritime Institute (Namarin)

 

Pekerja sektor kesehatan, pendidikan dan media sudah mulai divaksin. Pekerja bidang lainnya akan segera menyusul. Sayang, pekerja kemaritiman sepertinya luput dari perhatian pemerintah. Padahal,peran pelaut dalam menggerakan perekonomian dunia sangat penting terlebih dalam masa pandemi Covid-19 ini. Bahkan, terkait dengan hal itu, International Maritime Organization (IMO) meminta kepada seluruh negara di dunia yang memiliki pelaut untuk memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan para pelautnya.

Menurut data PBB, saat ini ada sekitar 400.000 ABK yang bekerja melebihi waktu 12 bulan baik di kapal niaga maupun perikanan di masa pandemi Covid-19 ini. Posisi mereka masih berada di tengah laut dan belum bisa kembali karena menyangkut berbagai hal. Dengan alasan itu pula IMO mengumumkan bahwa ‘Tema Maritim Dunia’ untuk 2021 didedikasikan untuk para pelaut, mengingat peran sentral mereka bagi industri pelayaran di masa depan.

Sekjen IMO Kitack Lim menyatakan, pihaknya harus lebih baik lagi untuk mendukung para pelaut profesional pemberani yang terus memberikan dukungannya terhadap perdagangan global. Dedikasi dan profesionalisme lebih dari satu setengah juta pelaut di seluruh dunia layak mendapatkan kekaguman dan rasa terima kasih yang besar, tetapi yang terpenting adalah tindakan dan segera.

Langkah pertama bagi semua negara adalah menunjuk pelaut sebagai pekerja kunci, sebagaimana diuraikan dalam Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadopsi pada bulan Desember 2020, dan mengacu pada resolusi tersebut tentang kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh pelaut sebagai hasil pandemi Covid-19 untuk mendukung rantai pasokan global.

Fokus pada pelaut juga sejalan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh IMO sejak awal pandemi dan sebelum. Di IMO, pelaut selalu menjadi pusat dari semua kebijaka, baik di bidang keselamatan, keamanan maritim, atau perlindungan lingkungan.

Apa hendak dikata, hingga pandemi Covid-19 memasuki tahun kedua 2021, belum ada sikap keberpihakan pemerintah Indonesia dalam program vaksinasi terhadap pekerja maritim (pelaut dan buruh pelabuhan). Padahal, mereka merupakan pekerja yang sangat penting di Indonesia. Di sisi lain, tenaga kesehatan, wartawan dan guru sudah divaksin oleh pemerintah. Tidak dapat dihindari, pemerintah terkesan pilih kasih.

Di negara lain, pelaut dan pekerja maritim menjadi prioritas utama, tidak di Indonesia. Ambil contoh Singapura. Di sana, para pelaut serta pekerja-pekerja pelabuhan diprioritaskan oleh pemerintahnya untuk divaksin terlebih dahulu. Pekerja maritim menggeluti profesi yang penuh risiko dan paling riskan terhadap terpapar Covid-19. Dengan divaksin, paling tidak itu bisa melindungi keselamatan pelaut dan tentunya juga keselamatan pelayaran.

Jadi kalau ada suara pelaut yang merasa dianaktirikan di negeri sendiri, itu benar. Ironis memang, Indonesia yang didominasi oleh laut tapi para pelaut dan pekerja sektor maritimnya tidak dinomorsatukan.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…