BEI Suspensi Saham YELO dan Bank Neo

NERACA

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan menghentikan sementara (suspensi) atas perdagangan saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) serta saham dan waran seri I PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO, YELO-W) di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi pertama, Kamis (25/2). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Suspensi dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham BBYB, serta saham dan waran seri I YELO, dan YELO-W, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham perseroan di pasar reguler dan pasar tunai pada perdagangan tanggal 25 Februari 2021.

Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy dan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan, para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan. Sekadar informasi, pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (24/2) saham PT Bank Neo Commerce Tbk terpantau menguat 23,66% atau naik 155 poin ke harga Rp810 per saham.

Sementara, saham PT Yelooo Integra Datanet Tbk pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (24/2) terpantau auto reject atas (ARA) dengan menguat 34,44% atau naik 31 poin ke harga Rp121 per saham. Sedangkan waran seri I PT Yelooo Integra Datanet Tbk pada perdagangan terakhir, Rabu (24/2) kemarin ditutup melemah -24,72% ke harga Rp67 per waran.

Asal tahu saja, YELO membukukan rugi bersih Rp40,1 miliar pada akhir 2020 atau memburuk dibandingkan dengan tahun 2019 yang membukukan laba bersih sebesar Rp1,3 miliar. Sehingga rugi bersih per saham tercatat sebesar Rp105, atau memburuk dibanding akhir tahun 2019 yang mencatatkan laba bersih per saham sebesar Rp3,43.

Akuntan publik menilai kelangsungan usaha PT Yeloo Integra Datanet Tbk menghadapi ketidakpastian material akibat pandemi Covid-19. Kerugian yang dialami perseroan menyebabkan penurunan pendapatan bersih 94,45% menjadi Rp2,27 miliar, dibandingkan dengan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp37,49 miliar.

Adapun beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp25,88 miliar atau tumbuh 11,88% dibandingkan akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp23,13 miliar. Akibatnya, perseroan mencatatkan rugi kotor menjadi sebesar Rp23,61 miliar atau memburuk dibandingkan akhir tahun 2019 yang mencatatkan laba kotor sebesar Rp14,36 miliar. Ditambah pada tahun 2020, perseroan membukukan beban lain lain sebesar Rp14,28 miliar. Rinciannya, Cadangan Kerugian Penurunan nilai uang muka sebesar Rp10,143 miliar dan cadangan kerugian nilai piutang sebesar Rp1,3 miliar.

Perseroan juga berniat menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atawa rights issue. Perusahaan yang kerap dikenal dengan nama Passpod ini akan menerbitkan 1,99 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 5 per saham. Disebutkan, jumlah rights issue ini setara dengan 262% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Yelooo. Untuk memuluskan rencana ini, Yelooo akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa pada 30 Maret 2021 untuk meminta persetujuan rights issue.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…