Berharap pada Ekonomi Digital

Oleh: Sarwani

Pengamat Kebijakan Publik

Masyarakat Indonesia pandai mencari hikmah dari satu peristiwa. Sikap tersebut secara jelas terefleksi dalam ungkapan yang sering kita dengar ketika satu peristiwa—umumnya kejadian tidak mengenakan—terjadi, ‘Untung orangnya selamat’, ‘Untung tidak semuanya hilang’ dan sederet pernyataan sejenis yang memiliki makna sebangun

Bisa jadi ini merupakan satu budaya positif yang dimiliki masyarakat Indonesia dalam melihat persoalan bahwa jangan terlalu bersedih memandang satu persoalan yang rumit, tidak menggembirakan, membahayakan, merugikan. Toh masih ada kebaikan yang tersisa dari peristiwa tersebut.

Begitu juga dengan merebaknya pandemi coronavirus diseases 2019 (Covid-19) di Indonesia. Orang-orang membenci peristiwa ini. Gara-gara virus ini ribuan orang harus meregang nyawa, ekonomi lumpuh, tidak leluasa berpergian, dan berbagai kesempitan yang disebabkan oleh virus ini.

Namun ada hikmah yang dapat diambil dari peristiwa merebaknya Covid 19. Kendala berupa pembatasan pertemuan langsung untuk menghindari penularan virus corona memaksa orang untuk mencari cara yang aman untuk tetap berinteraksi dan bertransaksi. Teknologi informasi menjadi pilihan satu-satunya saat ini dalam mengatasi masalah tersebut.

Pandemi covid-19 telah memaksa hampir seluruh masyarakat beralih ke teknologi digital. Kecenderungan ini bisa menjadi peluang untuk mengembangkan ekonomi digital di dalam negeri secara besar-besaran.

Tak mengherankan jika riset yang dilakukan oleh Google, Temasek dan Bain & Company bertajuk e-Conomy SEA 2020 at Full Velocity: Resilient and Racing Ahead, memproyeksikan bahwa pada 2025 mendatang ekonomi digital Indonesia bakal meningkat tiga kali lipat dari 40 miliar dolar AS menjadi 133 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.862 triliun, dengan asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS.

Rinciannya, pertumbuhan di sektor e-commerce diperkirakan bakal mencapai 82 miliar dolar AS atau meningkat hingga empat kali lipat. Sementara untuk sektor online traveling bakal meningkat dua kali lipat, dari 10 miliar dolar AS menjadi 20 miliar dolar AS.

Adapun untuk sektor media diproyeksi bakal meningkat dari 3,5 miliar dolar AS menjadi 9 miliar dolar AS, serta jasa transportasi on demand (ride hailing) bakal meningkat tiga kali lipat dari 5,7 miliar dolar AS menjadi 18 miliar dolar AS.

Apa yang dihitung oleh Google, Temasek dan Bain & Company tersebut baru sebatas proyeksi bahwa potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar. Potensi itu bisa terwujud atau bisa juga meleset jika infrastruktur yang ada tak mendukung sektor digital untuk berkembang.

Karena itu pemerintah buru-buru menyiapkan ‘sambutan’ agar potensi ekonomi digital tidak lewat begitu saja. Sedikitnya Rp413 triliun disiapkan untuk pembangunan infrastruktur dan Rp30 triliun untuk transformasi digital pada 2021.

Dana itu untuk membangun jaringan internet di lebih dari 12 ribu lokasi layanan publik di seluruh Tanah Air agar masyarakat bisa saling terhubung, digitalisasi sektor pendidikan. Selain itu, dibangun juga pusat data nasional, pembaruan data, dan pemutakhiran data mereka yang menerima bantuan sosial.

Kendala yang dihadapi oleh Indonesia adalah kurangnya SDM berkualitas dan transaksi digital yang belum optimal. Pertumbuhan teknologi digital yang sangat cepat tidak diimbangi dengan penyiapan sumber daya manusia berkualitas. (W)

BERITA TERKAIT

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

BERITA LAINNYA DI

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…