Otomotif Lesu Tekan Pembiaayaan Adira Finance

NERACA

Jakarta – Lesunya pembiayaan otomotif akibat dampak pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap melesetnya pencapaian kinerja keuangan dan bisnis PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) atau Adira Finance. Tengok saja, pembiayaan baru perseroan sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp 18,6 triliun atau turun 51% year on year dibandingkan tahun lalu.

Presiden Direktur Adira Finance, Hafid Hadeli mengatakan, pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motor masing-masing menurun sebesar 46% yoy dan 52% yoy. “Sehingga pangsa pasar kami pada segmen mobil dan sepeda motor juga ikut turun masing-masing menjadi 4,1% dan 9,5% di tahun 2020,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Oleh karena itu, lanjutnya, perseroan lebih berhati-hati dalam akuisisi pembiayaan baru pada tahun lalu guna menghadapi peningkatan risiko kredit. Kemudian total piutang yang dikelola perusahaan sebesar Rp44,0 triliun, turun 20% (y/y) di 2020. Dari sisi keuangan, perusahaan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp10,3 triliun atau turun 14,0% di 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama dikarenakan penurunan piutang pembiayaan yang didorong penurunan pembiayaan baru sejalan dengan penurunan signifikan pada pasar penjualan otomotif, serta restrukturisasi pinjaman kepada konsumen di sepanjang 2020. 

Selanjutnya, hingga akhir Desember 2020, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi seebanyak 827.000 kontrak atau sekitar Rp18,9 triliun mewakili sekitar 35% dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Seiring  waktu, sekitar 80% dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.

Asal tahu saja, tahun lalu laba bersih Adira Finance tercatat sebesar Rp1,025 triliun atau anjlok 51,37% dibanding akhir tahun 2019 tercatat sebesar Rp2,108 triliun. Sehingga, laba per saham dasar turun menjadi Rp1.026 dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp2.109. Sementara total pendapatan sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp9,434 triliun atau turun 16,78% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp11,337 triliun. Tapi, beban perseroan tercatat sebesar Rp7,958 triliun, atau turun 5,911% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp8,458 triliun. Sehingga, laba sebelum pajak penghasilan turun 48,73% menjadi sebesar Rp2,879 triliun.

Untuk diketahui, pembiayaan konsumen tercatat sebesar Rp20,151 triliun atau turun 23,07% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp26,79 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada pembiayaan murabahah yang tercatat turun 13,21% menjadi Rp2,449 triliun dari tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp2,822 triliun. Sedangkan pada sisi ekuitas, tercatat sebesar Rp7,925 triliun, atau turun 1,89% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp8,078 triliun. Adapun total kewajiban tercatat Rp21,305 triliun atau turun 21,2% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp27,038 triliun. Selain itu, aset perseroan tercatat sebesar Rp29,23 triliun atau turun 16,74% dibanding akhir tahun 2019 yang tecatat sebesar Rp35,11 triliun.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…